Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso menegaskan seluruh personel TNI di wilayah tugasnya tetap solid tidak terpengaruh dengan pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon saat rapat dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Dalam rapat tersebut, Effendi menyebut TNI seperti 'gerombolan' dan 'lebih-lebih dari ormas'.
"Jadi kita tidak terpengaruh dengan pernyataan itu. Kita tetap pada jalur ke Kasad dan panglima TNI, kita kompak jadi satu," kata Totok, Selasa (13/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, kata Totok seluruh personel TNI termasuk dari Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD) dan kepolisian yang berada di Sulawesi Selatan sangat kompak dan solid.
"Kita semua solid dan kompak. Di Internal sendiri kami juga solid dan kompak soal tugas pokok kita bagaimana menjaga keutuhan NKRI," tegas Totok.
Seluruh personel di wilayah Kodam Hasanuddin, kata Totok, fokus menjalankan tugas pokok TNI dan menjaga keutuhan dan keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sudah ada arahan dan panglima TNI dalam melaksanakan tugas pokok tersebut dan di sini tidak masalah. Baik AU, AL, dan kepolisian kita sama-sama kompak di sini. Tidak ada pengaruhnya, kita tetap solid," katanya.
Sebelumnya di media sosial viral sejumlah prajurit TNI AD merespons pernyataan Effendi Simbolon terkait TNI.
Salah satu yang mengecam adalah seorang yang mengaku prajurit TNI AD dengan pangkat Kopral Dua, Arif. Kopral Dua Arif mendesak Effendi meminta maaf secara terbuka ke publik. Ia pun mengancam akan mencari Effendi sampai ke ujung dunia jika tidak segera meminta maaf secara terbuka ke publik atas pernyataannya itu.
"Hei, kau, Effendi Simbolon, anggota dewan Komisi I DPR RI. Saya, kopral. Saya tidak terima TNI dibilang seperti gerombolan. Saya minta kau segera minta maaf secara terbuka kepada TNI," kata Arif dalam video yang beredar.
Sementara itu, Markas Besar TNI AD menegaskan tak ada instruksi atau perintah dari pimpinan angkatan perang tersebut terkait kecaman para prajurit di sejumlah daerah terhadap anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon.
Sebelumnya, dalam rapat Komisi I dengan Panglima TNI, Effendi Simbolon menyinggung militer tersebut seperti gerombolan seraya mencontohkan beberapa kasus.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Kolonel Arh Hamim Tohari menegaskan tak ada instruksi atau garis komando dari Mabes AD terkait respons para prajurit di daerah yang kemudian viral di media sosial.
"Saya sampaikan bahwa organisasi atau pimpinan TNI AD tidak pernah mengeluarkan instruksi atau perintah untuk melakukan hal tersebut," kata Hamim saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa.
Ia menduga munculnya video-video berisi kecaman itu karena reaksi spontan prajurit atas pernyataan Effendi.
"Mungkin saja itu terjadi sebagai reaksi spontan, bukan cuma dari prajurit, bahkan dari masyarakat juga, atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan," kata dia.
Pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyinggung TNI seperti gerombolan menuai kecaman dari prajurit itu dilontarkan alam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI di Senayan, Jakarta, Senin (5/9).
Saat itu, petinggi TNI dari Panglima TNI hingga seluruh kepala staf angkatan hadir, kecuali Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman. Ketidakhadiran Dudung inilah kemudian menyulut Effendi Simbolon melontarkan kritiknya terhadap TNI.
Effendi mengaku ingin mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Menurutnya ada ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat itu.
"Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinasi, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," kata Effendi kala itu.