Siang itu rumah singgah Yayasan Sahabat Ayah Sarah ramai dengan celotehan dan tawa riang anak-anak. Termasuk di antaranya Muhammad Ar Rasyid, seorang penderita sindrom langka yang mempunyai jari tangan dan kaki yang menempel dan jumlahnya bukan lima.
Selain itu, anak berumur 3 tahun ini punya struktur kepala besar serta mata yang menonjol tampak keluar.
"Dia matanya terbuka aja kalau tidur. Dia juga gak bisa makan nasi karena muntah melulu. Jadi hanya minum susu khusus," kata sang ibu, Ela Nurlalila kepada tim berbuatbaik.id
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari penuturan sang ibu, Rasyid menderita Sindrom Apart Sindaktili yang diketahui masih langka di Indonesia. Pasien dengan sindrom ini memiliki malformasi atau bentuk yang tidak sempurna pada tengkorak, wajah, tangan, dan kaki.
Kebanyakan orang dengan Apart syndrome juga biasanya mengalami jari tangan atau kaki yang saling melekat alias dempet. Dengan demikian, sulit bagi Rasyid mengenggam sesuatu, termasuk saat dirinya ingin minum.
"Dia pintar bisa megang hape kalau mau nonton, minum juga sendiri tapi gak dikasih gelas yang kaca," cerita Ela lagi.
Untuk mendapatkan struktur tubuh yang normal, Ela mengatakan perlu beberapa kali operasi, dari kepala hingga tangan dan kakinya yang diketahui menyatu.
"Ini kita lagi ikhtiar secara bertahap operasi, operasi kepala, operasi mulut sama pemisahan jari, baru satu kali pemisahan jari. Insyaallah bisa sembuh, operasi bertahap kata dokter, untuk tangan aja empat kali lagi, apalagi sama kaki bisa 10 kali operasi," sambungnya.
Walau menjalani serangkaian pemeriksaan hingga operasi, tak sekalipun terlintas kata menyerah bagi Ela. Walaupun, Ela mengatakan sejak Rasyid lahir sudah mendapat berbagai cobaan. Mulai dari bapak yang meninggal dunia karena stroke, hingga dikucilkan keluarga dan lingkungannya.
"Gak ada yang peduli. Saya cari kerjaan cuci gosok dulu untuk berobat bapaknya dan supaya anak-anak bisa sekolah. Waktu awal lahir keadaan Rasyid sudah tersebar. Dihina ini itu, saya gak bisa jawab. Dulu banyak yang mau tengok bayi Rasyid cuma buat lihat. Saya bilang gak usah tengok, saya sudah terima. Ibu dikucilkan," ucapnya dengan suara bergetar menahan tangis.
Setidaknya Rasyid harus menjalani kontrol 5 hari dalam seminggu. Beruntung, dirinya ditampung rumah singgah sehingga tidak perlu bolak balik ke kediamannya di Bogor.
"Saya mengharap Allah saja masalah rezeki. Saya melihat Rasyid benar-benar istimewa. Saya ini orang susah tapi dikasih sama Allah. Makanya sekarang saya fokus aja sama adek Rasyid," tutupnya sedih.
Bagi Ela, Rasyid adalah segalanya. Walau lahir dengan keadaan istimewa, Ela tak pernah mau berputus asa. Baginya kesembuhan Rasyid adalah satu-satunya tujuan.
Dia pun menimbun mimpi jika suatu hari dia bisa berhenti menjadi buruh cuci dan memulai usaha untuk mencukupi biaya akomodasi dirinya ke rumah sakit. Apalagi banyak obat yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
Anda yang ingin membantu pengobatan dan menyemangati Rasyid, bisa mulai berdonasi lewat BerbuatBaik.id.
Semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima 100% tanpa ada potongan. Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang kamu ikuti.
Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
(vws)