SMA Bogor Buka Suara soal Isu Siswi Diperiksa Haid dengan Buka Celana

CNN Indonesia
Kamis, 22 Sep 2022 14:59 WIB
Dari penelusuran KPAD diketahui proses pemeriksaan kejujuran sedang haid itu dilakukan sesama siswi dengan menyentuh rok apakah memakai pembalut atau tidak.
Ilustrasi haid atau menstruasi. (istockphoto/Kiwis)
Jakarta, CNN Indonesia --

Unggahan yang menyebutkan siswi SMA negeri di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diminta membuktikan sedang haid dengan membuka celana dalam viral di media sosial.

Sekolah menengah itu kemudian diketahui di SMAN 1 Dramaga, Bogor. Namun, pihak sekolah tersebut membantah soal narasi siswi disuruh membuktikan sedang haid dengan membuka celana.

Juru bicara SMA Negeri 1 Dramaga, Baitul Harahap, menegaskan tidak semua narasi dalam video yang beredar itu benar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baitul Harahap meluruskan sebetulnya guru yang bersangkutan hanya menanyakan apakah siswi tersebut sedang datang bulan atau tidak. Menurutnya, guru tersebut hanya khawatir para siswi tidak jujur agar bisa tidak ikut salat bersama.

Ia menerangkan peristiwa itu terjadi pada Jumat (16/9). Saban Jumat, kata dia, SMAN 1 Dramaga menggelar salat Duha berjemaah.

"Sebenarnya ibu guru bersama temannya, alasan mereka kan khawatir berbohong. Sehingga harapan kita sebagai guru, agar siswa jujur. Anak-anak juga cuma ditanya, benar kamu datang bulan? Ya udah, langsung ke kelas," ucap Baitul seperti dikutip dari detik.com, Rabu (21/9).

Saat itu, kata dia,  beberapa siswi terlihat tidak ikut salat, sehingga guru tersebut ingin mengetahui kejujuran murid yang tidak ikut salat berjemaah.

"Ketahuan anak-anaknya yang ikut salat masih sambil mendengar ceramah setelah salat Duha. Terus ketahuan tuh yang tidak pakai mukena dan seterusnya. Sehingga oleh ibu gurunya mau ngetes kejujuran anak-anak," katanya.

Para siswi yang tidak salat kemudian dikumpulkan. Menurut Harahap, guru tersebut hanya menanyakan apakah siswi yang tidak ikut salat ini sedang menstruasi atau tidak.

"Anak-anak yang putri tidak ikut salat itu kan di sebelah lapangan dikumpulkan, cuma dipilah-pilah lagi. Gurunya hanya nanya 'benar kamu datang bulan?', 'ya, betul', dia langsung ke kelas gitu. Tapi kita juga nggak tahu yang jujur, karena tidak semua diperiksa," jelasnya.

"Jadi hanya menanyakan begitu aja, 'kamu datang bulan?'. Terus ada juga anak-anak ditanya ibu gurunya, 'kamu sudah selesai datang bulannya, cuma belum mandi wajib' juga dipisahkan lagi," imbuhnya.

Pemeriksaan pun, kata dia, dilakukan oleh sesama siswi dan tak sampai ada proses membuka pakaian dalam murid.

"Itu juga diperiksa sama temannya juga, karena nggak mungkin diperiksa oleh ibu gurunya, karena terbatas juga ibu gurunya. Jadi hanya beberapa ibu guru yang ikut, jadi diperiksa dengan sesama temannya," katanya.

"Ibu gurunya juga menyampaikan mohon maaf ke... istilahnya orang Sunda dicabak (diraba) sedikit aja, 'oh memang ada pembalut seperti itu.' Jadi di belakang roknya itu kan kalau dicabak ada pembalut, oh benar, sedang datang bulan," sambungnya.

Diketahui, proses tersebut pun menuai protes dari salah satu orang tua murid. Namun, Baitul Harahap mengklaim permasalahan sudah selesai dan pihaknya telah menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua murid dan siswi tersebut.

"Hari Senin (18/9) sudah klarifikasi kasusnya dan sudah selesai. Disampaikan ke orang tua dan seterusnya. Sebenarnya tidak sama dengan yang sudah viral, tidak sejauh itu. Udah maaf-maafan juga," imbuhnya.

KPAD Datangi Sekolah untuk Konfirmasi Kebenaran Isu

Terkait rumor siswi diperiksa haid dengan dibuka celana dalam, KPAD Kabupaten Bogor pun telah mendatangi sekolah tersebut untuk mengklarifikasi langsung.

"KPAD sudah melakukan kunjungan untuk konfirmasi dan klarifikasi terkait pemberitaan yang beredar di media tentang adanya kasus dugaan pemeriksaan celana dalam siswi yang sedang haid. Mereka mengungkapkan berita yang sudah beredar tersebut tidak sesuai dengan yang terjadi sebenarnya," kata komisioner KPAD Kabupaten Bogor, Heni Rustiani, melalui keterangannya, Rabu.

Setelah mendapatkan penjelasan kejadian yang sebenarnya seperti yang diungkap juru bicara SMA di atas, KPAD menilai pihak sekolah cenderung tergesa-gesa dalam menangani permasalahan itu. Menurutnya, sekolah seharusnya tidak langsung melakukan pemeriksaan langsung seperti itu terhadap siswi tersebut.

"Jadi kesimpulan yang kami dapatkan bahwa pihak sekolah melakukan tindakan tersebut secara spontan dan tanpa perencanaan sebelumnya. Sehingga tindakan yang diambil menjadi blunder. Walaupun tujuannya baik, kami tidak membenarkan cara tersebut dalam memastikan apakah siswi tersebut sedang haid atau tidak," kata Heni.

Sebagai informasi, sebelumnya viral sebuah unggahan yang menyebutkan siswi SMA negeri di Kabupaten Bogor diminta membuktikan dirinya sedang haid beredar di media sosial.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER