Sekjen PDIP Sebut Pidato SBY soal 2024 Menyasar Jokowi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menduga pidato Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat sengaja ditujukan ke Presiden Joko Widodo.
Karena itu, PDIP langsung bereaksi menanggapi pernyataan SBY, terutama soal tuduhan bahwa pelaksanaan Pilpres 2024 akan dipenuhi kecurangan.
"Karena Pak Presiden Jokowi-lah yang menjadi sasaran dari Pak SBY," kata Hasto di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (22/9).
"Sehingga ketika Pak SBY menyampaikan saya melihat saya mendengar dan kemudian bertanya dalam forum terpenting itu... itu kan suatu pernyataan yang harus kami respons," tambahnya.
Terkait pernyataan SBY yang diketahui bocor dan beredar di media sosial, Hasto pun memaparkan sejumlah bukti dan pernyataan yang mestinya juga dijawab oleh SBY dan Partai Demokrat.
Pada Sabtu (17/9), Hasto menyebut bahwa kecurangan pemilu justru terjadi di Pemilu 2009 atau saat SBY maju untuk periode kedua sebagai presiden. Ia menyebut tejadi kecurangan lewat proses penyusunan daftar pemilih tetap (DPT) di Pemilu 2009.
"Dalam catatan kualitas Pemilu, tahun 2009 justru menjadi puncak kecurangan yang terjadi dalam sejarah demokrasi, dan hal tersebut Pak SBY yang bertanggung jawab," katanya.
Sementara, Hasto melanjutkan, bahwa PDIP merupakan satu-satunya partai yang mengalami kenaikan hingga 300 persen dalam sistem multipartai di Indonesia. Menurut dia, kenaikan elektabilitas PDIP lebih tinggi dari partai-partai lain.
"Bandingkan dengan kenaikan dari partai-partai yang lain dan zaman Orde Baru aja tidak ada yang langsung naik 300 persen," tegasnya.
Diberitakan, dalam pidato di Rapimnas Partai Demokrat, Kamis (15/9), SBY mengatakan dia mendengar kabar ada tanda-tanda Pilpres 2024 akan diselenggarakan secara tidak adil dan tidak jujur.
Menurut SBY, Pilpres 2024 akan diatur dirancang agar hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Ia pun mengatakan akan 'turun gunung'.
"Saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang. Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," ucapnya.
(thr/tsa)