Sejumlah ibu membawa panci dan centong saat demo menolak kenaikan harga BBM di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Jumat (23/9).
Saat melakukan aksi, mereka membuat bunyian dengan mengetuk panci dengan centong, suara orator dari mobil komando pun beradu dengan suara panci.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu peserta aksi yang membawa panci, Ida mengatakan barang yang mereka bawa itu merupakan simbol kemarahan atas kenaikan harga BBM.
"Ini adalah kemarahan seorang ibu, kemarahan emak-emak di seluruh Indonesia yang terdampak langsung keuangannya di dalam rumah," kata Ida.
Diketahui, aksi hari ini dilakukan oleh PA 212 dan sejumlah ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Rakyat (GNPR). Aksi hari ini merupakan yang kedua kalinya digelar oleh PA 212 Cs setelah aksi pertama digelar pada Senin (12/9) lalu.
Sebuah spanduk yang dibawa pada aksi hari ini berisi tiga tuntutan, yakni turunkan harga BBM, turunkan harga-harga dan tegakan supremasi hukum.
Sebelumnya aparat telah memasang separator beton di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Gedung Sapta Pesona. Separator beton itu tampak ditambahi kawat berduri di bagian atasnya.
"Dalam menyampaikan pendapat mari lakukan dengan damai, tentram tertib tanpa mengganggu hak-hak orang lain," kata aparat melalui pengeras suara saat massa mulai datang ke area demo.
(yoa/pmg)