Demokrat Vs PDIP Kian Runcing, Giliran Andi Arief Sentil Puan

CNN Indonesia
Senin, 26 Sep 2022 08:07 WIB
Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief memberikan analisis berbau sindiran terhadap Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani.
Ketua Bappilu Partai Demokrat, Andi Arief memberikan analisis berbau sindiran terhadap Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Panas dingin hubungan Partai Demokrat dan PDIP terus meruncing meski gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih terhitung lebih dari setahun lagi.

Kini giliran Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief yang memberikan analisis berbau sindiran terhadap Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani.

Menurut Andi, jika diusung PDIP, satu-satunya cara Puan menang dalam Pilpres 2024 adalah dengan menjegal para sosok potensial lain maju dalam pencalonan presiden. Kata Andi, penjegalan paling mungkin dilakukan lewat perkara hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau PDIP menawarkan Puan Maharani, hanya satu yang bisa membuat Puan Maharani menang, semua ditangkapin aja," kata dia dalam keterangannya, Minggu (25/9).

Pernyataan tersebut disampaikan Andi menyusul wacana Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua pasangan calon (Paslon), yang sebelumnya sempat disinggung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Rapimnas Demokrat pekan lalu.

Menurut Andi, pernyataan SBY di hadapan ribuan kader Partai Demokrat tidak sembarangan. Menurut dia, Presiden RI ke-6 itu telah menelusuri asal informasi tersebut dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

Hasil penelusuran tersebut mengungkap fakta bahwa wacana atau skenario Pilpres 2024 diikuti dua paslon merupakan keinginan Presiden Joko Widodo.

"Pak Presiden hanya mau dua calon. 'kenapa dua calon Pak Presiden? kan ada Anies, ada Ganjar'," kata Andi.

"'Oh, Anies kan sebentar lagi masuk penjara. Terus partai-partai lain di KIB apa segala, kalau enggak nurut ya tinggal masuk penjara aja itu' jahat bukan?" Tambahnya.

Pernyataan SBY di Rapimnas soal Pilpres 2024 akan berlangsung tidak dengan adil dan jujur itu sebelumnya sempat menuai reaksi keras dari PDIP.

Merespons hal itu, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut bahwa puncak kecurangan Pemilu justru terjadi di paruh pertama pemerintahan Presiden SBY pada 2009. Meski tak menyebut pihak yang akan melakukan kecurangan dalam Pemilu 2024, Hasto menilai pidato SBY di Rapimnas jelas ditujukan untuk Jokowi.

Oleh karenanya, pihaknya mengaku langsung bereaksi. Ia bahkan mengingatkan Partai Demokrat agar tak mencoba mengganggu Presiden.

"Informasi yang diterima Pak SBY sangat tidak tepat. Jadi, hati-hati kalau mau ganggu Pak Jokowi," ujar Hasto dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/9).

(thr/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER