Sedih Cemas dari Tenda Darurat Korban Tanah Bergerak Bojong Koneng

CNN Indonesia
Rabu, 28 Sep 2022 08:03 WIB
Warga Bojong Koneng yang terdampak harap-harap cemas atas kehidupan mereka ke depan usai wilayahnya diguncang tanah bergerak.
Situasi tenda darurat korban tanah bergerak di Bojong Koneng. CNN Indonesia/ Poppy Fadhilah
Jakarta, CNN Indonesia --

Hari beranjak subuh ketika Siti Nurjanah (28 tahun) terbangun. Tidurnya kurang nyenyak di atas ranjang lipat atau velbed. Di sekelilingnya tetangga hingga saudara masih terlelap dalam sebuah tenda darurat.

Pagi itu Siti keluar dari tenda posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor bersama dua anaknya, Faiz (5) dan Nizam (10). Mereka berjalan kaki ke rumahnya yang tak jauh dari lokasi posko pengungsian.

Siti dan kedua anaknya merupakan pengungsi dari bencana tanah bergerak di Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Jawa Barat pada Rabu (14/9) lalu. Sejak peristiwa itu, kehidupan mereka berubah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka pulang untuk melaksanakan shalat subuh dan siap-siap berangkat sekolah. Sebab, pakaian memang masih disimpan di rumahnya. Setelah dua anaknya berangkat, Siti pun bersih-bersih rumah. Suami Siti masih bertahan tinggal di rumah meski juga mondar-mandir ke posko.

Lokasi Tanah Bergerak di Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/9)Tenda darurat di Kampung Curug, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/9)

Siangnya, Ia hanya hilir mudik dan mengecek keadaan rumahnya yang terlihat baik-baik saja dari luar tetapi hancur di dalam. Disebutkan, rumahnya termasuk kategori rusak berat.

"[Siang] Mondar mandir aja. Kan pagi-pagi pulang, siap-siap sekolah dulu ganti baju, mandi, berangkat sekolah. Nanti ke rumah lagi, nanti ke sini [Posko] lagi. Intinya stand by nginep. Siangnya kita mondar-mandir aja, cek-cek rumah," ujar Siti kepada CNNIndonesia.com, Senin (26/9) malam.

Siti bersyukur kedua anaknya tidak rewel saat tinggal di pengungsian. Kendati demikian, Nizam mengaku sulit tidur selama bermalam di posko. Oleh karena itu, Nizam kerap tidur siang di posko saat pulang sekolah untuk mengganti waktu tidurnya. Pemandangan di luar tenda, beberapa anak laki-laki lain tampak bermain bola dengan anggota BPBD yang tengah bertugas.

Lain cerita dengan Siti Maskanah (36). Ia mengaku bersih-bersih posko pengungsian sembari mengumpulkan barang-barang untuk dijual. Lalu, Siti Maskanah pulang ke rumah untuk memasak dan mencuci pakaian di siang harinya.

"[Pagi] Paling cuma mungkin rongsok, buat dijual. Pulang bawa ke rumah dikumpulin dulu, air kemasan gelas, dus. Bersih-bersih di posko," tutur Siti Maskanah.

Ia kembali ke posko pada malam hari, tepatnya setelah memasuki waktu salat Isya. Sementara itu, Asep (25) mengatakan istrinya juga beres-beres rumah, mencuci pakaian, dan memasak seperti warga lainnya. Ketidakadaan listrik menyulitkan aktivitas warga seperti menanak nasi, mencuci dengan mesin cuci, dan menyetrika. Hal tersebut, kata Asep, banyak dikeluhkan warga.

"Kebanyakan keluhan warga itu listrik sekarang ini, karena ibu-ibu gak bisa menanak nasi, setrika, mesin cuci mati, dengan keterbatasan mereka jalankan. Agak sedikit repot ya," ucap Asep.

Asep menyebut warga mendapat bantuan makanan dari sejumlah pihak. Dalam sehari, warga diberikan makanan sebanyak dua kali, yakni pada siang dan malam hari.

Makanan yang diberikan dinilai sederhana berupa nasi bungkus dan lauk pauk. Namun menurut Asep, itu sudah cukup. Sementara untuk air minum tak ada kesulitan karena memiliki stok air yang melimpah.

Siang telah berganti malam. Lampu pos ronda tampak mencolok di tengah kelamnya malam tanpa listrik di Kampung Curug. Beberapa bapak-bapak memakai jaket dan sarung untuk melawan dinginnya angin malam kala itu.

Termos air, gula, hingga mie instan menghiasi pos ronda RT 02. Di depan pos, juga ada panci berisi air yang tengah dimasak menggunakan kayu.

Asep menjelaskan kegiatan ronda dimulai setelah salat isya. Para kaum pria berkumpul di pos ronda. Kegiatannya berkeliling wilayah untuk melakukan pengecekan secara berkala. Di pos, mereka tampak mengobrol sambil bermain kartu remi.

"Kadang-kadang ngecek beramai-ramai. Kadang sejam sekali, kadang dua jam sekali, gak nentu, sesuai wilayah aja. Kita juga main-main kartu," terang Asep saat melakukan ronda malam.

Sementara itu, warga yang mengungsi di posko tampak menghabiskan malam dengan menonton televisi atau mengobrol.

Klik untuk selanjutnya



Bayang-bayang Kehidupan Pascabencana

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER