Pengamat dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menyebut Puan Maharani belum memiliki rekam jejak yang panjang di jabatan publik.
Meskipun, sebelum menduduki jabatan Ketua DPR RI, Puan juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun menurutnya, jabatan itu tidak cukup strategis untuk menunjukkan sesuatu capaian kerja kepada publik.
Hal ini, kata Bawono, secara tak langsung membuat Puan tidak memiliki cukup ruang dan jam terbang tinggi untuk bisa berkomunikasi dengan masyarakat.
"Baru belakangan ini saja Puan Maharani terlihat giat menemui warga berkomunikasi dengan mereka mengenai persoalan hidup sehari-hari dihadapi," tuturnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati menyampaikan bahwa selama ini belum ada narasi soal kepemimpinan dari sosok Puan. Ini berbanding terbalik dengan Ganjar dan Anies.
"Ganjar adalah sosok pemimpin populis, Anies dengan pemilih agamisnya, Puan belum ada narasi seperti itu yang melekat terkait narasi kepemimpinan, itu juga menyebabkan sosok Puan belum terlihat menonjol," ucap dia.
Atas dasar ini, Wasisto beranggapan bahwa Puan perlu mengubah citranya dan memunculkan narasi kepemimpinan itu. Dengan demikian, upaya untuk mengejar elektabilitas Ganjar dan Anies bisa dilakukan.
Ujang menyebut Puan mesti bekerja keras untuk mengerek elektabilitasnya demi bersaing sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024.
"Yang harus dilakukan oleh Puan ya hanya bekerja keras untuk bisa menaikkan elektabilitas," kata dia.
Disampaikan Ujang, kerja keras itu mau tak mau harus dilakukan Puan mulai saat ini. Bahkan, Puan harus tancap gas untuk menaikkan elektabilitas dan popularitasnya di tengah masyarakat.
Ini mengingat waktu pendaftaran tinggal kurang lebih satu tahun lagi. Kemudian, waktu pemilihan juga akan berlangsung dua tahun lagi.
"Waktunya sempit, tidak lama, waktu itu kan berjalan terus, ya suka tidak suka harus gas pol untuk bisa dekat dengan rakyatnya," ucap Ujang.
Sementara itu, Bawono menyebut Puan juga mesti lebih luwes dalam menjalin komunikasi dengan masyarakat, terutama di tingkat akar rumput.
Puan, kata Bawono, juga mesti sabar dan sungguh-sungguh dalam mendengarkan keluh kesah masyarakat, sehingga bisa memahami apa masalah yang mereka alami.
"Keluwesan dalam berinteraksi dan juga berkomunikasi dengan warga di tingkat akar rumput menjadi salah satu kunci bagi Puan Maharani untuk dapat lebih disukai oleh publik," ujarnya.
(dis/pmg)