Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Disebut Banyak yang Tak Bawa Identitas

CNN Indonesia
Minggu, 02 Okt 2022 13:29 WIB
Pihak rumah sakit pun mencetak gambar korban tewas untuk memudahkan keluarga mengenali para korban tewas tragedi Kanjuruhan.
Ilustrasi. Korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, disebut banyak yang tidak membawa identitas. (Foto: Istockphoto/Katarzyna Bialasiewicz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, disebut banyak yang tidak membawa identitas. Relawan yang terjun ke RSUD Dr. Saiful Anwar, Nelly, mengatakan rumah sakit akhirnya mencetak gambar jenazah untuk memudahkan identifikasi oleh keluarga.

"Banyak korban tidak ada identitasnya. Begitu [gambar] dicetak, [jumlahnya] puluhan di atas 60 korban, Insya Allah ada 15 orang [teridentifikasi]," kata Nelly dalam siaran yang ditayangkan CNN Indonesia TV, Minggu (2/10).

Menurut Nelly, selain memudahkan pihak keluarga, langkah ini juga membantu kepolisian dan rumah sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan 15 jenazah telah teridentifikasi karena keluarga langsung mengenali wajah korban. Ia mengungkapkan ada korban dari Pasuruan, Blitar, dan Kalipare yang sudah diklaim keluarga.

Keluarga mencocokkan data atau identitas anggota keluarga mereka yang hilang dengan memberikan keterangan ciri dan pakaian korban saat ke stadion.

Namun, untuk korban yang pergi menonton tanpa diketahui keluarga, keluarga memberikan keterangan ciri korban saat masih hidup.

Salah satu keluarga korban, Asmaul Husna, mencari anaknya yang turut menonton pertandingan Arema dan Persebaya. Ia menemukan anaknya menjadi salah satu korban meninggal.

"[Anak saya] sudah ketemu, namanya Faisal Fikri, umur 18 tahun, anak saya satu-satunya," kata Asmaul.

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai kekalahan 2-3 Arema FC versus Persebaya, Sabtu (1/10).

Suporter Arema memasuki lapangan karena timnya kalah. Insiden itu direspons polisi dengan mengadang dan menembakkan gas air mata.

Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada suporter yang memasuki lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.

Akibatnya, massa penonton berlarian dan berdesakan menuju pintu keluar, hingga sesak nafas, penumpukan massa, dan terinjak-injak. Lebih dari 100 orang tewas dalam insiden itu.

Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak mengatakan ada sebanyak 8 rumah sakit yang menangani korban, di antaranya RSUD Kanjuruhan, RSUD Dr. Saiful Anwar, dan RS Mitra Delima.

Ia pun meminta keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga mengontak BPBD Kota Malang di nomor 112 untuk mendapatkan informasi.

(els/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER