Anies soal Kasus Formula E: KPK Sanggup Hadapi Intervensi Politik
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meyakini tak ada intervensi politik kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait pengusutan kasus Formula E. Ia menilai bahwa KPK bisa menghadapi seluruh intervensi politik dari mana pun dan memenuhi marwah sebagai lembaga penegak hukum.
"Saya yakin KPK itu sanggup untuk menghadapi intervensi politik dari manapun, karena nature-nya ya ini adalah lembaga penegakan hukum dan saya yakin KPK sampai sekarang masih bisa bertahan untuk menjalankan setiap langkahnya secara profesional," kata Anies di CNN Indonesia TV, Rabu (5/10).
Terlebih, menurutnya, sejak dulu Anies telah bekerja sama dengan KPK dalam berbagai kesempatan, termasuk menjadi ketua komite etik dan bagian dari Tim 8. Selama kerja sama itu, Anies mengaku para pegawai KPK adalah pekerja yang profesional dan hal itu ia yakini hingga saat ini.
"Sekarang saya pun masih yakin bahwa KPK pekerja profesional, KPK adalah lembaga terhormat, yang memiliki tugas menjaga integritas dan mereka, saya yakin di dalam itu punya perasaan nama baik institusi, nama baik Indonesia, sehingga saya yakin bahwa mereka bekerja secara profesional," kata Anies.
Ia pun tak mempermasalahkan dengan panggilan KPK terkait Formula E. Pasalnya, sudah menjadi bagian dari tugas KPK untuk mendalami laporan yang mereka terima.
"KPK pasti akan memproses itu sesuai dengan prosedur, sesuai dengan ketentuan," kata Anies.
Lebih jauh, ia mengaku tak melihat ada kekuatan tangan tak terlihat (invisible hand) yang berusaha menaikkan kasus ini ke tingkat penyidikan. Ia yakin selama tak ada pelanggaran, maka tidak ada yang bisa dipaksakan.
"Saya yakin bahwa semua yang ada di KPK itu akan bekerja sesuai dengan aturan yang ada. Saya yakin mereka ini orang-orang berintegritas, kan itu mereka bawa nama KPK, jadi ada batas di mana segala macam tekanan itu apapun tekanan itu akan terhenti ketika integritas itu terjaga," kata Anies.
Anies sempat dipanggil KPK pada 7 September lalu. Dia dimintai keterangan oleh KPK yang tengah melakukan penyelidikan atas program Formula E yang digagas Pemprov DKI Jakarta.
Usai memenuhi panggilan itu, politikus Partai Demokrat, Benny K. Harman mengaku mendengar informasi Anies bakal dijegal supaya tak maju dalam pencalonan presiden di 2024.
Benny menyebut ada sosok invisible hand yang tidak menghendaki Anies maju di Pilpres 2024.
"Ada genderuwo lah. Genderuwo kan suara yang tak jelas asal usulnya. Yang tidak menghendaki Anies jadi capres," kata Benny di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (16/9).