Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memaparkan sejumlah temuan terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Temuan ini berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Komnas HAM sejak satu hari setelah kejadian atau pada 2 Oktober.
Dari sejumlah poin temuan Komnas HAM berbeda dengan hasil investigasi yang dilakukan oleh Polri. CNNIndonesia.com, telah merangkum sejumlah perbedaan itu, sebagai berikut:
Komnas HAM menyatakan tembakan gas air mata menjadi faktor utama penyebab jatuhnya banyak korban dalam Tragedi Kanjuruhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan hal ini terkonfirmasi dari sejumlah temuan Komnas HAM terkait. Termasuk bukti video krusial milik korban yang meninggal dunia dalam tragedi tersebut.
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut bahwa berdasarkan pernyataan para ahli, tidak satu pun korban meninggal dunia ataupun luka-luka dalam Tragedi Kanjuruhan yang disebabkan gas air mata.
Berdasarkan keterangan para ahli dan dokter spesialis, penyebab korban tewas karena kekurangan oksigen akibat berdesakan di pintu keluar stadion.
"Tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata," kata Dedi di Mabes Polri, Senin (10/10).
Komnas HAM menyatakan bahwa botol yang ditemukan di Stadion Kanjuruhan bukanlah minuman beralkohol. Kata Anam, minuman dalam botol itu adalah obat jamu untuk sapi yang diproduksi oleh Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).
"Memang itu UMKM semacam UMKM gitu memproduksi untuk pengobatan sapi," kata Anam.
Sementara itu, kepolisian menyatakan menemukan 46 botol minuman keras (miras) oplosan di luar dan sekitar Stadion Kanjuruhan. Dari foto yang dilihat CNNIndonesia.com, miras oplosan berwarna cokelat itu ada di sebuah botol bekas air mineral kemasan.
"Sebanyak 46 botol miras oplosan ukuran 550 ml," ucap Dedi, Sabtu (8/10).
Selain miras oplosan, kata Dedi, juga ditemukan sejumlah botol miras dengan berbagai merek di lokasi. Ia menyampaikan temuan botol miras itu tengah didalami oleh tim laboratorium forensik (labfor).
Komnas HAM menyebut motif suporter Arema FC atau Aremania masuk ke lapangan untuk memberikan semangat kepada para pemain Arema FC yang kalah dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Sebelum masuk lapangan, para pemain disebut sempat menyampaikan permintaan maaf kepada para Aremania. Hal ini, kata Anam, sudah merupakan tradisi.
"Selanjutnya ketika pada saat pemain Arema menuju ruang ganti, sejumlah Aremania menghampiri pemain dan memeluk pemain dengan tujuan memberikan semangat," kata Anam.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat menyampaikan bahwa di akhir pertandingan para penonton mulai turun ke lapangan. Namun, ia tak menyebut apa alasan suporter turun ke lapangan.
Listyo hanya menyampaikan karena suporter yang turun ke lapangan, kepolisian mulai melakukan penggunaan kekuatan untuk menghalau dari mulai tameng hingga gas air mata.
"Tembakan untuk mencegah penonton turun ke lapangan," ujarnya di Polres Malang Kota, Kamis (6/10).