Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku sudah mengirim selongsong gas air mata yang ditemukan di Stadion Kanjuruhan ke laboratorium untuk diperiksa dan diuji.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyampaikan hal itu dilakukan untuk mengetahui kandungan zat dan dampaknya terhadap kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan menguji gas air mata, kita ingin melihat apa yang terkandung, zat kimia yang terkandung di sana, dan bagaimana efeknya terhadap kesehatan," kata Anam di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat pada Rabu (12/10).
Anam mengatakan Komnas HAM juga telah menyelidiki secara langsung senjata dan gas air mata pada Tragedi Kanjuruhan, termasuk dokumen-dokumennya.
Anam berkata tim Komnas HAM mendapatkan selongsong gas air mata tersebut masih dalam keadaan panas dan terasa perih di mata.
Namun demikian, Komnas HAM tetap merasa perlu untuk mengirimnya ke laboratorium. Sebab, dampak dari gas air mata tersebut pada para korban yang berhasil selamat cukup mengerikan.
Bahkan, sebagian korban mengalami kejang-kejang dan tidak bisa membuka mata selama berhari-hari. Selain itu, matanya berwarna merah sampai kecokelatan.
Sementara itu, para korban yang meninggal dunia ditemukan lebam berwarna biru di badannya dan mengeluarkan busa dari mulutnya.
"Kami berharap laboratorium yang kami gunakan secepat mungkin memberikan hasilnya kepada kami. Kami tidak punya kemampuan meneliti kandungannya apa. Kami tidak bisa mengidentifikasi, makanya kami bekerja sama dengan teman-teman di Malang sana termasuk laboratoriumnya," kata dia.
Diketahui, Tragedi Kanjuruhan bermula saat polisi menembakkan gas air mata kepada para penonton sepak bola. Polisi mengklaim gas air mata itu ditembakkan untuk melerai kerusuhan para pendukung Arema yang kecewa dan turun ke lapangan untuk menemui tim dan ofisial.
Gas air mata itu ditembakkan tidak hanya kepada para suporter di lapangan, tetapi juga terhadap penonton di tribun sehingga membuat panik massa. Penonton pun berlarian dan berdesak-desakan menuju pintu keluar.
Banyak di antaranya yang sesak nafas dan terinjak-injak. Setidaknya lebih dari 132 orang dilaporkan tewas dengan ratusan lainnya luka-luka akibat kerusuhan tersebut.
(pmg/yla/pmg)