Kemenkes: Tak Mungkin Pandemi Covid Dicabut Satu Per Satu Negara

CNN Indonesia
Kamis, 06 Okt 2022 17:19 WIB
Kemenkes menyatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak mungkin mencabut status pandemi virus corona (Covid-19) dengan skema satu per satu negara. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengingatkan kepada masyarakat bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak mungkin mencabut status pandemi virus corona (Covid-19) dengan skema satu per satu negara.

Syahril menegaskan pencabutan status pandemi bakal dilakukan serentak secara global apabila WHO telah menilai kondisi perkembangan kasus Covid-19 terus membaik.

"Kewenangan ada di WHO untuk mengumumkan secara global, jadi seluruh dunia diumumkan. Jadi tidak mungkin dicabut satu, Indonesia dicabut, Australia dicabut, tidak. Jadi dia secara global diumumkan," kata Syahril dalam acara daring, Kamis (6/10).

Kendati demikian, Syahril menilai WHO sudah mulai menunjukkan sinyal-sinyal melalui pernyataan mereka bahwa akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Dengan demikian, Indonesia menurutnya mempersiapkan road map atau peta jalan menuju endemi Covid-19.

Syahril juga mengklaim kondisi Covid-19 saat ini telah mengalami tren perbaikan kasus. Jumlah kasus harian menurutnya telah menurun dibandingkan pekan-pekan sebelumnya, pun dengan kasus kematian dan juga tingkat hospitalisasi yang menurutnya berada di 2,17 persen.

"Secara global dunia sudah menemukan tanda-tanda berakhirnya pandemi. Tanda-tandanya ya itu tadi, dinilai dari parameter-parameter yang ada," katanya.

Lebih lanjut, Syahril memastikan bahwa Indonesia nantinya akan mengadopsi enam strategi WHO menuju endemi. Pertama, vaksinasi primer lengkap hingga pemberian booster. Kedua, pemeriksaan Covid-19 dan juga memperkuat pemeriksaan menggunakan whole genome sequences (WGS).

Ketiga, Kemenkes memastikan untuk menyediakan sistem pelayanan kesehatan yang memadai dan mengintegrasikan pelayanan Covid-19 dengan sistem kesehatan primer. Keempat, persiapan lonjakan kasus Covid-19 di kemudian hari dengan memastikan faskes dan nakes tersedia.

Kelima, pencegahan dan pengendalian Covid-19. Dan keenam, penyampaian informasi melalui sosialisasi kepada masyarakat tentang eksistensi Covid-19 yang masih ada dan segala risikonya meskipun nanti Indonesia sudah resmi masuk fase endemi Covid-19.

"Kesiapan masyarakat untuk tetap waspada termasuk betul betul menyiapkan langkah kita menuju endemi, paling penting dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, termasuk disiplin memakai masker," ujar Syahril.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyebut penyebaran kasus virus corona di Indonesia sudah mengalami tren penurunan dan mereda. Dengan demikian, pemerintah menurutnya bakal mempertimbangkan untuk mengumumkan akhir pandemi Covid-19 di Indonesia.

Jokowi lantas menyinggung situasi ekonomi di seluruh dunia saat ini pada posisi tak baik-baik saja. Bahkan, negara maju pun dalam kondisi sangat sulit. Ia mengatakan proses pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 belum sepenuhnya normal. Apalagi, kondisi itu diperparah dengan perang antara melanda Rusia dan Ukraina.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengaku mendapat perintah dari Presiden Jokowi untuk berkonsultasi dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengenai status dan keberlanjutan pandemi virus corona di Indonesia.

(khr/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK