Bima Arya: Asosiasi Pemkot Seluruh Indonesia Tolak Pilkada Lewat DPRD

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 06:19 WIB
Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya Sugiarto (kanan) mengatakan pihaknya menolak wacana pemilihan kepala daerah (Pilkada) lewat DPRD. (CNN Indonesia/Rosyid)
Solo, CNN Indonesia --

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Bima Arya Sugiarto mengatakan pihaknya menolak wacana pemilihan kepala daerah (Pilkada) lewat DPRD. Ia menyebut Pilkada tidak langsung menjadi langkah mundur dalam demokrasi Indonesia.

"Saya kira Apeksi enggak setuju. Ini langkah mundur," kata Bima usai makan siang bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di rumah dinas Gibran di Loji Gandrung, Rabu (12/10).

Bima menyebut pemilihan kepala daerah langsung seperti yang berjalan selama ini sudah sesuai dengan semangat demokrasi. Menurutnya, pemilihan secara langsung memberi kesempatan bagi warga untuk berpartisipasi.

"Esensi demokrasi itu partisipasi. Kalau partisipasi dibatasi, itu bukan demokrasi," katanya.

Bima mengatakan penyelenggara negara seharusnya mencari solusi untuk mengurangi potensi korupsi di kalangan kepala daerah. Bukannya membatalkan pilkada secara langsung.

"Yang diperlukan kita itu perbaikan, penyempurnaan. Bukan pembatalan," katanya.

"Perbaikan dan penyempurnaan itu sudah terjadi, melalui aturan masa kampanye, pilkada serentak untuk meminimalkan cost. Itu sudah dilakukan. Jadi kita sudah on the track," lanjut Bima.

Bima menilai pemilihan secara tidak langsung justru akan menimbulkan kebijakan-kebijakan yang bersifat elitis. Bahkan bisa menimbulkan oligarki politik.

"Bukan lantas kemudian balik lagi. Langkah mundur itu. Nantinya malah oligarki, nantinya berpusat lagi kepada politik yang ditentukan oleh elit," katanya.

Wacana pemilihan lewat DPRD mencuat setelah para pimpinan MPR bertemu Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada Senin (10/10) membahas wacana Pilkada dipilih DPRD lagi.

Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet khawatir penyelenggaraan pilkada langsung justru semakin menyengsarakan kehidupan rakyat karena ruang korupsi semakin terbuka.

(syd/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK