3 Sekolah di Ambon Disegel, Guru dan Siswa Terlantar

CNN Indonesia
Kamis, 13 Okt 2022 20:51 WIB
Ilustrasi murid sekolah dasar (CNN Indonesia/Safir Makki)
Ambon, CNN Indonesia --

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 16 Ambon, Sekolah Dasar (SD) Inpres 54 dan Sekolah Dasar (SD) Inpres 55 Ambon, Desa Nania, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku disegel. Kamis (13/10).

Pantauan CNNIndonesia.com, balok kayu dan spanduk terbentang di gerbang SMP 16 Ambon.  Terlihat beberapa siswa berdiri dan kebingungan di depan gerbang lantaran tidak bisa masuk.

Seorang siswa sempat menengok kondisi halaman sekolah sepi dari pagar gerbang yang tersegel. Sementara siswa lain hanya melihat gerbang yang tergembok dengan kayu dan spanduk dari jarak jauh.

Begitu pun dengan guru terlantar di samping rumah warga sambil menunggu kepastian ahli waris membuka blokade.

Nasib serupa juga dirasakan ratusan siswa SD Inpres 54 dan SD Inpres 55 Ambon, di kawasan Nania, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku.

Para siswa bertetangga itu terlantar di sebuah lorong menuju sekolah. Mereka berharap masalah ganti rugi lahan segera dituntaskan sehingga mereka bisa bersekolah.

"Cukup hari ini saja sekolah disegel, semoga besok sudah bersekolah, kami berdoa semoga tuan tanah membuka segel,"ujar para siswa, Kamis (13/10).

Merespons aksi segel sekolah, Pemkot Ambon melalui Dinas Pendidikan Kota Ambon mengambil langkah cepat agar aktivitas belajar mengajar kembali normal.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Eddi Taso yang menemui ahli waris meminta agar blokade gerbang sekolah dibuka. Kepada ahli waris, Pemkot Ambon akan menyiapkan anggaran untuk membayar utang lahan SMP 16, SD Inpres 54 dan SD Inpres 55 Ambon yang belum lunas sejak 2019 lalu.

Eddi menuturkan pihaknya akan melunasi ganti rugi lahan namun untuk kapan akan melunasi Eddi belum mau terbuka. Ia hanya bilang setelah ini akan melaporkan kepada Penjabat Wali Kota Ambon terkait masalah ini baru akan membentuk tim.

"Setelah ini kita sampaikan ke atasan, nanti ada tim dan langkah selanjutnya akan diselesaikan seperti permasalahan sekolah-sekolah lain di Ambon," tuturnya.

Ia juga berterima kasih kepada ahli waris lahan yang memiliki itikad baik terkait blokade gerbang sekolah dibuka sehingga aktivitas belajar mengajar berangsur normal.

Ahli Waris Ibrahim Parera mengaku pihaknya sudah melakukan penyegelan terhadap tiga bangunan sekolah sebanyak tiga kali buntut ganti rugi lahan yang belum ditunaikan Pemkot Ambon.

"Alhamdulillah kesepakatan itu saya dengar langsung dari Kadis Pendidikan mewakili Pemkot Ambon dan saya membuka segel, itu berarti proses belajar mengajar tidak terhalang lagi, "ujarnya.

Ia bilang masalah ganti rugi lahan sudah bergulir sejak masa kepemimpinan mantan Wali Kota Yopie Papilaya hingga Richard Louhenapessy. Ia mengaku Pemkot Ambon baru menyetor panjar senilai Rp500 juta. Uang tersebut diperuntukkan untuk pembiayaan peta bidang dalam rangka penilaian asset.

Saat pintu gerbang sekolah terbuka para dewan guru yang sempat terlantar kembali beraktivitas namun untuk proses belajar mengajar masih disetop sementara, seluruh siswa dipulangkan.

Aktivitas belajar mengajar baru kembali normal pada Jumat (14/10) besok.

(isn/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK