Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mallengkeri 2 dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Mallengkeri 1 yang lahannya disegel oleh seorang warga yang mengklaim sebagai pemilik kini terpaksa mendirikan kelas darurat untuk tetap menjalankan proses belajar mengajar.
"Kebetulan ada rumah dinas yang sepetak ini, dan saya suruh roboh menjadi kelas darurat, pengganti ruang tersegel," kata Kepala SDN Inpres Mallengkeri 1, Wiantik Aksari Basri, Selasa (2/8).
Aktivitas belajar mengajar di lahan SD Negeri di Makassar, Sulawesi Selatan yang tersegel itu diakui sangat mengganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab, kedua sekolah tersebut memiliki masing-masing kelas ada 12. Namun, setelah ada penyegelan itu pihak sekolah hanya bisa menggunakan empat ruangan kelas saat ini. Sehingga dibuatlah kelas darurat dengan menggunakan dana BOS.
"Disitulah ruang kelas tiga digunakan. Tetapi karena kondisinya kasihan gedungnya yang tua dan tidak terplafon dan baru jam 10 pagi sudah panas. Anak anak tidak bisa belajar dengan baik karena kepanasan," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Wiantik, ia bersama guru lainnya memberanikan diri membuka segel yang diklaim oleh warga sebagai pemiliknya. Pasalnya, para siswa sangat membutuhkan ruang belajar mengajar saat ini.
"Akhirnya dengan keberanian kami, saya dan teman guru menggunakan sekolah yang disegel. Kalau pulang kita tutup kembali. Jadi ruang kelas itu yang disana sudah saya cat, bisa layak kembali karena sudah dua tahun kelas itu tidak digunakan," kata Wiantik.
"Betul betul hancur tidak tersentuh dan tidak terawat. Saya perbaiki sebelum anak anak belajar di situ," tambahnya.
Sementara untuk perpustakaan, kondisinya sangat memprihatinkan. Wiantik menjelaskan warga yang mengaku pemilik lahan itu menyegel perpustakaan sehingga para siswa tidak dapat belajar di perpustakaan.
"Karena adanya segel ini sehingga siswa tidak bisa lagi belajar di perpustakaan sekolah tidak mempunyai perpustakaan," jelasnya.
Sebelumnya, perpustakaan milik SDN Mallengkeri 2 digondol maling. Sejumlah buku serta alat belajar lainnya dan puluhan bangku sekolah ikut hilang.
"Perpustakaan juga disegel tapi barang-barang yang ada di dalam perpustakaan itu sudah habis. Buku, alat pembelajaran, meja sekitar 30 unit dicuri. Sudah saya laporkan ke polisi," ungkap Kepala Sekolah SDN Mallengkeri 2, Marsyiah.
"Ditaksir kira-kira ratusan juta dan bukunya yang hilang sekitar 10 ribu judul buku," tambahnya.