Mantan presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan bahwa perang dunia III bisa saja terjadi apabila tidak ada kekuatan yang mencegahnya.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam seminar Roundtable Discussion yang digelar The Yudhoyono Institute dan Universiti Kebangsaan Malaysia, Kamis (13/10) di Jakarta.
Awalnya SBY menceritakan pengalaman 40 tahun lalu saat dirinya masih aktif berdinas di TNI. Ia menulis sebuah artikel berjudul Perang Dunia ke III Mungkinkah?.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya dalam buku tersebut, perang dunia ketiga tidak mungkin terjadi karena semua pihak mengkritisi semangat dan energi untuk mencegah perang dunia terjadi.
Namun, apabila artikel itu ia tulis di masa sekarang, kesimpulan yang ia dapatkan akan jauh berbeda.
"Saya harus mengatakan bahwa perang dunia ketiga bisa terjadi jika tidak ada kekuatan yang bisa mencegahnya," kata SBY.
SBY mengatakan berdasarkan perkembangan geopolitik dan keamanan internasional, saat ini menunjukkan semangat dan persiapan pencegahan perang terbilang rendah.
"Yang tinggi semangat untuk membawa kekuatan militernya jika tiba-tiba terjadi perang berskala dunia. Itulah faktanya," ujarnya.
SBY menyebut perang di Rusia dan Ukraina merupakan embrio perang dunia ketiga.
"Sekarang battle ground di Ukraina sebetulnya sudah boleh dikatakan embrio bagi peperangan yang lebih besar dan meluas," kata SBY.
Oleh karena itu, Presiden RI ke-6 ini menyebut dari peristiwa tersebut kemungkinan bisa menjurus ke peperangan terbuka.
"Apalagi kalau kalah miskalkulasi dan insiden on the ground yang tidak diperkirakan sebelumnya. Jadi itu kesimpulan saya. Sekarang memang ancaman besar itu nyata atau real," ucapnya.
Menurutnya, jika para pemimpin dunia dapat bekerja sama seperti pada tahun 2008 di mana forum G20 dibentuk dan berjalan secara efektif, akan membuka kemungkinan berbagai permasalahan global dapat diselesaikan.
"Apakah dapat dijamin persoalan itu selesai? Kalau saya menjawab bisa ya bisa tidak. Tetapi, hampir pasti tidak akan bisa mengatasi apapun kalau dunia memang tidak kompak dan tidak bersatu," ujar SBY.
Lihat Juga : |
SBY mengatakan meskipun para kepala negara dan kepala pemerintahan berada pada garis terdepan, namun masyarakat dunia juga turut bertanggungjawab untuk menyelamatkan masa depan dunia.
"Global community juga ikut bertanggung jawab must do something untuk ikut menyelamatkan masa depan dunia dan bumi kita," kata SBY.
Saat ini perang di Ukraina yang dipicu invansi Rusia belum juga berakhir. Sempat sedikit mereda namun perang kembali memanas pascaledakan di jembatan di Crimea. Rusia saat ini terus membombardir wilayah-wilayah di Ukraina.
Sejumlah pihak bahkan mengkhawatirkan bakal ada pengerahan senjata nuklir oleh Rusia jika perang terus berlarut-larut.
(sur/lna/sur)