Pihak keluarga penumpang Turkish Airlines rute Istanbul-Jakarta, Muhammad John Jaiz Boudewijn buka suara mengenai insiden yang menyebabkan luka-luka usai dikeroyok penumpang di dalam pesawat.
Muhammad John Jaiz Boudewijn dikenal sebagai Kapten John Jaiz karena dia berprofesi sebagai pilot sebuah maskapai.
Istri John Jaiz, Puti Intan membantah dugaan suaminya dalam pengaruh alkohol, sehingga membuat keonaran dan memancing amarah penumpang lain hingga mengeroyoknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suami saya jauh dari mabuk karena hasil lab membuktikan dan polisi setempat dari Imigrasi semuanya melihat juga bahwasannya suami saya bukan dalam keadaan mabuk. Bicaranya normal, dia menceritakan apa yang terjadi secara rinci. Kalau orang mabuk mana bisa," kata Puti kepada CNNIndonesia.com, Jumat (14/10).
Puti menyebut amarah John memuncak lantaran melihat seekor anjing di dalam pesawat. Tak hanya itu, John juga dijilat oleh anjing tersebut.
Puti menjelaskan peristiwa itu terjadi usai John melaksanakan salat subuh. John yang hendak kembali ke tempat duduknya melihat ada penumpang lain yang mengenakan selimut dan terlihat aneh. Sontak, ia pun kaget melihat penumpang tersebut membawa anjing di dalam pesawat bahkan hingga menjilat celana John.
"Makanya suami saya komplain 'kok ada anjing dalam pesawat' nah ternyata Turkish Airlanes memang boleh membawa binatang cuma harus di kandang. Cuman kok bisa lepas sampai suami saya katanya dijilat di celana. Makanya suami saya emosi banget di situ," ujarnya.
John yang paham prosedur di dalam pesawat, kata dia, meminta klarifikasi kepada kru kabin ihwal keberadaan anjing yang dibawa oleh salah satu penumpang.
Puti mengatakan bahwa suaminya menyampaikan protes kepada kru kabin dengan nada tinggi. Hal itu karena John emosi ketika menemukan anjing di dalam pesawat.
"Mungkin karena emosi nadanya tinggi jadi Kabin itu enggak terima saling berdebat dan langsung baku hantam keroyokan aja," kata Puti.
Puti menyatakan John tidak memulai perkelahian di dalam pesawat. John menerima pukulan lebih dulu dari kru kabin. Kemudian, disusul beberapa pukulan oleh penumpang lain.
"Suami saya tidak memulai duluan memukul, yang mulai adalah dari pihak ketiga. Dari cerita suami saya adalah kabinnya sendiri yang memukul duluan dan suami saya membela dengan membalas. Setelah itu yang membantu kabin itu makin banyak," tuturnya.
Tangan John juga sempat diikat karena dianggap melakukan perlawanan. Padahal, kata dia, John hanya membela diri.
"Kaki diikat, tangan diikat sampai di Medan, turun dari pesawat dalam keadaan terikat," ujarnya.
Versi Polisi di halaman berikutnya...