Pengakuan Keluarga Korban Kanjuruhan Batalkan Autopsi
Orang tua korban Tragedi Kanjuruhan Malang berinisial D, yang mengajukan permohonan autopsi mengaku dalam kondisi tertekan sehingga akhirnya dia mencabut permintaannya itu. Ia juga khawatir atas keselamatan keluarganya terkait pengusutan kasus yang sudah menewaskan 133 jiwa itu.
"Saya eman (sayang) keluarga kalau ada apa-apa," kata D saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Rabu (19/10).
D mengaku sedang tertekan secara mental. Terlebih ia merasa menghadapi semua sendiri.
"Stres mas. Berjuang menghadapi sendiri. Tahu sendiri lawannya siapa," ucapnya tanpa merinci pihak yang dia maksud.
Ia juga mengeluh, selama beberapa hari itu mengaku menghadapinya seorang diri, tanpa didampingi pengacaranya dan rekan-rekan Aremania.
"Enggak ada pendamping pengacara saya. Apalagi teman-teman Aremania yang di KNPI di Posko," ucapnya.
D kini hanya berharap Tuhan membalas segala perlakuan yang dialaminya serta dua anaknya yang telah tiada.
"Biar baju anak saya jadi buktinya. Dan azab Allah yang membalas," pungkas D.
Pendamping Hukum Tim Gabungan Aremania sekaligus Sekjen Federasi KontraS Andy Irfan mengatakan, D mulanya didampingi oleh pengacara dari aliansi lain.
Tapi D tak didampingi secara penuh, hingga saat dia didatangi beberapa orang dan diduga diintimidasi. D akhirnya meminta pendampingan KontraS.
"Sebelumnya dia punya lawyer, selama dia jadi kliennya enggak ada pendampingan apapun, itu membuat dia semakin takut. Tapi sampai sekarang secara formil surat kuasa belum dicabut. Tapi dua hari belakangan D ke sini dan minta pendampingan," kata Andy.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Toni Harmanto membantah ada dugaan intimidasi kepada keluarga korban yang mengajukan autopsi.
"Tidak benar ya, sekali lagi tidak benar ya," kata Toni di RSSA Malang, Rabu (19/10).
Toni pun meminta agar publik mengonfirmasi langsung ke keluarga korban yang dimaksud. Apakah betul ada dugaan intimidasi itu atau tidak.
"Silahkan dikonfirmasi ke yang bersangkutan soal itu. Info ini sudah diketahui publik, info-info itu bisa dikonfirmasi," ucapnya.
Toni pun meminta agar publik mengonfirmasi langsung ke keluarga korban yang dimaksud. Apakah betul ada dugaan intimidasi itu atau tidak.