Anggota Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menilai pemerintah harus segera menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) seiring merebaknya kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
Hermawan menyebut hal itu penting dilakukan agar kesadaran dan kewaspadaan bagi masyarakat.
"Ini kan belum ada status KLB. Sebenarnya kita ingin pemerintah segera menetapkan kasus KLB sehingga level awareness-nya tinggi," kata Hermawan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (20/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Hermawan berpandangan penetapan status KLB itu juga harus secara paralel dilakukannya investigasi yang mendalam. Sebab, sampai saat ini pemerintah belum menetapkan secara pasti penyebab dari naiknya jumlah penderita gagal ginjal akut dalam waktu relatif singkat.
"Bisa dilakukan investigasi menyeluruh dengan kewaspadaan tinggi," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah harus segera mengeluarkan daftar (list) obat yang mengandung senyawa berbahaya.
"Semua obat obat itu harus dibuat list dan kewaspadaan harus ditingkatkan ini semata mata untuk diteliti atau dikaji," ucap dia.
Namun demikian, Hermawan menyebut daftar obat itu tidak harus menyebut merek. Sebab, saat ini pemerintah masih belum bisa memastikan secara jelas penyebab gagal ginjal akut.
"Supaya menjaga etika juga," ujarnya.
Hermawan menilai pemerintah harus belajar dari kasus yang terjadi di Gambia, Afrika Barat. Dia menyebut badan pengawas obat di Gambia tidak melakukan verifikasi ketat sehingga ada beberapa senyawa yang luput terdeteksi.
Lebih lanjut, Hermawan mengingatkan bahwa kandungan senyawa berbahaya itu juga harus ditelusuri pada semua obat-obatan, tidak hanya paracetamol. Sebab, senyawa berbahaya itu juga banyak ditemukan di obat lainnya.
"Seperti halnya etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butil ether (EGBE)," ujar dia.
Diketahui, total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 206 orang per Selasa (18/10). Dari ratusan kasus itu, 99 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Ratusan kasus itu didapatkan dari laporan 20 provinsi di Indonesia.
Lihat Juga : |