Sebanyak 24 anak di Jawa Timur dilaporkan positif terinfeksi penyakit gagal ginjal akut misterius. Ada 13 anak di antaranya telah meninggal dunia. Jumlah itu akumulasi sejak September lalu.
"15 dari Surabaya, sembilan dari Malang," kata Kepala Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur dr Sjamsul Arief, Kamis (20/10).
Dari jumlah itu, 13 anak diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia. Kematian karena ginjal akut paling banyak terjadi di Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka dirawat sejak Bulan September lalu. Total ada 13 balita di Jawa Timur meninggal dunia. Tiga meninggal di Malang dan 10 meninggal di Surabaya," ujarnya.
Hingga saat itu, kata Sjamsul, masih ada dua balita yang sedang dirawat dan dalam proses penyembuhan. Mereka tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur.
"Alhamdulillah sudah mulai membaik. Masih demam, tapi sudah proses penyembuhan, sudah observasi," tutur dia.
Ia berpesan kepada orang tua yang anaknya sedang sakit, Sjamsul berpesan untuk rajin mengecek dan meneliti kondisi anak.
Bila anak tidak buang air kecil selama 6 jam, maka harus dilakukan observasi dan penelitian lebih lanjut.
"Pampers dicek. Kalau 6 jam basah, berarti sudah buang air kecil, kalau kering, berarti nggak pipis. Kalau 6-12 jam nggak pipis, berarti sudah ada gejala," kata Sjamsul.
Sjamsul juga mengingatkan para orang tua untuk tidak sembarangan memberi obat, terutama obat sirup.
"Kalau anak panas, jangan dikasih sirup. Jangan tiap jam dikasih obat. Dibawa ke dokter aja dulu. Nanti dikasih puyer supaya demamnya turun," pungkas dia.