Menkes Ungkap Sempat Salah Deteksi Penyebab Utama Gagal Ginjal Akut

CNN Indonesia
Jumat, 21 Okt 2022 18:11 WIB
Kemenkes menjelaskan awal mula terungkapnya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Muchlis - Biro Pers)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kemenkes menjelaskan awal mula terungkapnya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau gagal ginjal akut di Indonesia. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku pihaknya sempat salah mendeteksi penyebab lonjakan gagal ginjal akut.

Menurutnya, peningkatan kasus gagal ginjal akut terlihat pada Agustus 2022, saat itu kasus masih terdeteksi sedikit jumlahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika ada kenaikan kita mulai melakukan penelitian ini penyebab apa," ungkap Budi saat konfernsi pers, Jumat (21/10).

Kasus yang menyerang mayoritas usia anak di bawah lima tahun itu mengejutkan karena pada September 2022 lonjakan kasus sangat besar. Semula Kemenkes menduga hal tersebut disebabkan oleh infeksi organisme kecil atau patogen.

"Yang membuat kita agak terbuka adalah karena ada kasus di Gambia, 5 Oktober WHO keluarkan rilis ada kasus, dan ini disebabkan oleh senyawa kimia," ungkap Budi.

Kemenkes kemudian menemukan senyawa kimia EG dan DEG di dalam obat sirop melalui penelitian kepada pasien gangguan ginjal di RSCM.

"Ini bukan karena patogen karena toksik. Kita tes ke anak-anak tersebut yang ada di RSCM. Dari 17 ada 15 positif memiliki senyawa tadi EG dan DEG. Itu ada di mereka. Jadi terkonfirmasi ini disebabkan oleh senyawa kimia," ucap Budi.

Budi menjelaskan senyawa EG dan DEG yang masuk ke tubuh berubah menjadi asam oksalat yakni zat yang berbahaya bagi tubuh.

"Kalau masuk ke ginjal bisa jadi kalsium oksalat. Kristal kecil yang tajam-tajam di ginjal balita sehingga rusak ginjalnya," jelas Budi.

Terbaru, total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 241 orang per Selasa (18/10). Dari ratusan kasus itu, 133 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

(yla/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER