Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri mengklaim Gubernur Papua Lukas Enembe bersedia diperiksa dokter Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebagai informasi, selaku tersangka KPK, Enembe beberapa kali tak memenuhi panggilan pemeriksaan lembaga antirasuah itu di Jakarta dengan alasan sakit.
"Gubernur Enembe memang dalam keadaan sakit," kata Fakhiri, Jayapura, Papua, Sabtu (22/10), seperti dikutip dari Antara.
Hal itu diungkap Fakhiri usai pertemuan di kediaman pribadi Enembe di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Jayapura.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada hari Jumat (21/10), kata Fakhiri, Gubernur Enembe bersedia untuk diperiksa kesehatannya.
Dikatakan pula bahwa kesiapan Gubernur Enembe untuk diperiksa kesehatannya oleh tim kesehatan KPK akan disampaikan kepada pimpinan lembaga antirasuah itu agar dapat segera dijadwalkan.
Sebelumnya, dokter pribadi Gubernur Papua Lukas Enembe, dr. Anthon Mote, mengungkapkan Enembe telah empat kali terkena serangan stroke .
KPK sudah menetapkan Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai tersangka kasus gratifikasi sebesar Rp1 miliar.
KPK pun membentuk tim untuk mengecek kesehatan Lukas Enembe di Jayapura.
"Kami baru rapat, tim baru rapat kecil tetapi tim itu sudah segera terbentuk. Nanti kalau sudah terbentuk, maka tim ini akan melakukan agenda kegiatan," kata Ketua KPK, Firli Bahuri, di Jakarta, Selasa (18/10).
Ia menyatakan dibentuknya tim tersebut untuk membantu memulihkan kesehatan Enembe sehingga dapat dimintai keterangan oleh penyidik KPK dalam proses penyidikan.
"Yang harus dilakukan untuk memastikan dan sekaligus membantu pemulihan kesehatan para pihak yang keterangannya dibutuhkan oleh KPK, terutama terhadap hak-hak tersangka harus kami penuhi," ujar dia.
Firli mengatakan pada Senin (17/10) lalu tim penyidik KPK telah bertemu dengan tim kuasa hukum dan dokter pribadi Enembe membahas kondisi kesehatan terkini Gubernur Papua itu.
"Betul, kami bertemu dengan pengacaranya Lukas Enembe, ketemu sama dokter dan kami tindak lanjuti. Dalam prinsip penegakan hukum itu kami tidak boleh mengabaikan HAM," kata dia.