Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia mencapai 245 orang per Minggu (23/10). Tingkat kematian kasus tersebut mencapai 57,6 persen.
Kemenkes juga melaporkan mayoritas pasien berasal dari golongan anak-anak, dengan pasien paling banyak bayi di bawah lima tahun (balita). Rinciannya, anak usia kurang dari 1 tahun sebanyak 25 kasus, usia 1-5 tahun 161 kasus. Lalu 35 anak berusia 6-10 tahun, dan 24 anak berusia 11-18 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data terakhir per 23 Oktober, kasus GGAPA total 245 orang di 26 provinsi," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Senin (24/10).
Nadia mengatakan dari 245 kasus itu, 141 orang meninggal dunia. Kemudian 66 orang masih dalam tahap pengobatan, dan 38 pasien lainnya dinyatakan telah sembuh.
Nadia mengingatkan data tersebut masih bisa berubah lantaran terdapat verifikasi dari laporan daerah ke pusat. Misalnya, data per 21 Oktober mencatatkan 57 kasus di DKI Jakarta, sementara data terbaru menunjukkan kasus GGAPA di Ibu Kota menjadi 55 kasus.
"Biasanya [perubahan] setelah verifikasi ulang ya," ujarnya.
1. DKI Jakarta: 55 kasus
2. Jawa Barat: 34 kasus
3. Aceh: 28 kasus
4. Jawa Timur: 27 kasus
5. Sumatera Barat: 17 kasus
6. Bali: 15 kasus
7. Banten: 12 kasus
8. Sumatera Utara: 12 kasus
9. Sulawesi Selatan: 8 kasus
10. Daerah Istimewa Yogyakarta: 6 kasus
11. Jawa Tengah: 5 kasus
12. Jambi: 4 kasus
13. Kalimantan Selatan: 3 kasus
14. Kepulauan Riau: 3 kasus
15. Nusa Tenggara Barat: 2 kasus
16. Lampung: 2 kasus
17. Sulawesi Tenggara: 2 kasus
18. Nusa Tenggara Timur: 2 kasus
19. Gorontalo: 1 kasus
20. Sulawesi Utara: 1 kasus
21. Kepulauan Bangka Belitung: 1 kasus
22. Papua: 1 kasus
23. Sumatera Selatan: 1 kasus
24. Bengkulu: 1 kasus
25. Kalimantan Utara: 1 kasus
26. Kalimantan Tengah: 1 kasus
Kemenkes juga mencatat sebaran 141 kematian pasien gagal ginjal akut di 24 provinsi di Indonesia.
1. DKI Jakarta: 27 kasus
2. Jawa Barat: 18 kasus
3. Aceh: 21 kasus
4. Jawa Timur: 13 kasus
5. Sumatera Barat: 10 kasus
6. Bali: 10 kasus
7. Banten: 7 kasus
8. Sumatera Utara: 8 kasus
9. Sulawesi Selatan: 3 kasus
10. Daerah Istimewa Yogyakarta: 2 kasus
11. Jawa Tengah: 3 kasus
12. Jambi: 2 kasus
13. Kalimantan Selatan: 3 kasus
14. Kepulauan Riau: 2 kasus
15. Nusa Tenggara Barat: 2 kasus
16. Sulawesi Tenggara: 2 kasus
17. Nusa Tenggara Timur: 2 kasus
18. Sulawesi Utara: 1 kasus
19. Kepulauan Bangka Belitung: 1 kasus
20. Papua: 1 kasus
21. Sumatera Selatan: 1 kasus
22. Bengkulu: 1 kasus
23. Kalimantan Utara: 1 kasus
24. Kalimantan Tengah: 1 kasus