Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief meminta Anies Baswedan memikirkan dengan matang soal penentuan calon wakil presiden (cawapres) pendamping dirinya untuk Pilpres 2024.
Menurut Andi, meski Anies diberikan kewenangan besar oleh NasDem untuk memilih cawapres, ia berharap Anies tetap mempertimbangkan usulan PKS dan Demokrat dalam rencana koalisi mereka.
"Walaupun kewenangan Anies untuk bicara koalisi itu besar tapi juga harus dibicarakan hari per hari, minggu per minggu. Nanti kita lihat siapa yang dipilih koalisi dan Anies," kata Andi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengakui Demokrat bersama NasDem dan PKS telah telah membahas sejumlah nama usulan cawapres dalam beberapa kali kesempatan. Misalnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang diusulkan Demokrat, atau Ahmad Heryawan yang diusulkan PKS.
Namun ketiga partai, menurut Andi, belum menyepakati satu nama yang akan mendampingi Anies. Dia belum dapat memastikan siapa nama yang nantinya akan terpilih.
"Di rapat-rapat internal tentu dibahas berbagai nama. Termasuk juga Nasdem juga yang sudah memberikan kewenangan besar kepada Anies," katanya.
Setelah NasDem resmi mendeklarasikan Anies untuk Pilpres 2024, Demokrat diketahui telah mengusulkan Ketua Umumnya, AHY sebagai pendamping.
Sedangkan, PKS mengaku usulan pendamping untuk Anies mengerucut ke mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Anies sendiri diberi kewenangan penuh oleh NasDem untuk memilih wakilnya.
Namun, NasDem teranyar ingin agar cawapres pendamping Anies tidak berasal dari unsur partai politik. NasDem menilai usulan cawapres dari luar partai penting untuk menciptakan kesetaraan dalam rencana koalisi ketiga partai.
"Maka akan lebih bijak kalau kemudian tidak tarik-menarik. Ya, sudah kita serahkan kepada Anies yang kemudian (cawapres) bukan (berasal) dari kader parpol," kata Waketum NasDem Ahmad Ali, Selasa (18/10).
(thr/isn)