Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Profesor Tjandra Yoga Aditama menyebut ada potensi virus corona (Covid-19) varian XBC ditemukan di Indonesia.
Sejauh ini, sudah ada varian XBB yang teridentifikasi di Surabaya. Tjandra menyebut varian XBC bisa saja menyusul lantaran sudah ditemukan di negara tetangga.
"Jadi, kita kini nampaknya dalam serangan XBB, dan di dekat kita si XBC sudah pula mengintai," ujar Tjandra dalam keterangan tertulis, Selasa (25/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjandra menyoroti otoritas kesehatan di Filipina yang telah melaporkan 193 kasus subvarian XBC pada 18 Oktober lalu. Pada Jumat (21/10), jelas dia, telah terjadi transmisi lokal dari subvarian XBC dan XBB di Filipina.
Sementara di Inggris, XBC masuk dalam kategori yang sedang dimonitor dan diinvestigasi oleh otoritas kesehatan setempat.
Berkaca dari negara-negara lain, Tjandra mengingatkan bahwa Indonesia pun masih berada dalam kondisi pandemi. Oleh karena itu, perlu penanganan cepat terkait kasus Covid-19 yang kini mulai melonjak.
Diketahui, kasus harian Covid-19 Indonesia menembus angka 3.008 kasus pada Selasa (25/10).
"Penularan di masyarakat seperti ini, bila tidak ditangani dengan baik, tentu dapat berujung ke peningkatan kasus dan terjadinya gelombang berikutnya," jelas dia.
Tjandra lalu mengimbau untuk menerapkan protokol kesehatan guna melindungi diri dari Covid-19.
Terbaru, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti lonjakan Covid-19 pada Februari 2023 mendatang.
Menurutnya, potensi lonjakan kasus patut diwaspadai lantaran varian Omicron XBB mulai menyebabkan kenaikan kasus di sejumlah negara termasuk Singapura.
"Risiko tetap ada di bulan Februari. Itu sebabnya kenapa boosternya (vaksin) kita mau kasih lagi di Desember sama Januari nanti," kata Budi di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Putri, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Rabu (26/10).
(khr/bmw)