Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berkeinginan rencana pembelian pesawat tempur multirole combat aircraft F-15EX asal Amerika Serikat dapat dibayar menggunakan sistem angsuran.
Ia menilai pembayaran secara mengangsur ini sangat bergantung pada kemampuan anggaran negara.
"Kita jelas minta bahwa kita harus bisa beli dengan istilahnya membayar nyicil begitu, kemampuan kita kan tidak bisa sekaligus. Pemerintah selalu mendahulukan pembangunan ekonomi dan sebagainya," ujar Prabowo di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Kamis (27/10)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo mengatakan progres pembelian pesawat F-15 masih dalam tahap negosiasi. Di sisi lain, ia mengatakan rencana pengadaan Pesawat Tempur Dassault Rafale asal Perancis masih tetap berlanjut.
"Tapi, tentunya nanti ini terus negosiasi tergantung yang akan sangat dipengaruhi oleh terms of finance dan mereka tawarkan kepada kita," jelas Prabowo.
Prabowo lantas mengingatkan anggaran program pertahanan Indonesia termasuk yang terkecil di Asia. Ia membandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dan Singapura yang mencapai 2 sampai 3 persen Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Melihat itu, Prabowo mengatakan angka tersebut berpengaruh pada kekuatan pertahanan Indonesia.
"Program kita sekarang 0,88 persen dari GDP kita. Enggak sampai 1 persen. Kita termasuk pengeluaran yang dianggap terkecil dari kawasan kita," kata Prabowo.
Sebagai informasi, Jet tempur F-15 EX buatan Boeing dan Rafale memang sudah lama jadi incaran Prabowo.
F-15 EX merupakan versi paling baru dari F-15 dan disebut yang paling canggih. Pesawat ini dilengkapi sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning and Survivability System. Kemampuan ini berguna meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator.
(rzr/isn)