Jakarta, CNN Indonesia --
Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, berkelakar bahwa pihak-pihak yang tak setuju atau menolak pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara umurnya bisa pendek.
Pernyataan itu dia sampaikan imbas dari rasa kesalnya terhadap berbagai tuduhan yang dilayangkan dalam hal pembangunan IKN. Isran menilai, sejumlah alasan penolakan pembangunan IKN sesungguhnya tidak tepat.
Isran menyampaikan hal itu dalam acara Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang disiarkan kanal YouTube Kemenpora, Jumat (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sampaikan ini kepada seluruh pihak, karena masih ada orang yang tak setuju, masih ada yang komentarnya miring-miring bahwa IKN belum saatnya pindah. Banyak. Di sini enggak ada, di sana. Hati-hati Anda, bisa pendek umurnya," ujar Isran.
Menurutnya, sejumlah alasan penolakan IKN itu cetek. Isran tak dapat menerima apabila IKN ditolak dengan alasan ekonomi negara tidak kuat.
Lebih lanjut Isran menjabarkan bahwa hanya Rp100 triliun dari sekitar Rp500 triliun dana pembangunan IKN yang berasal dari APBN. Ia berpendapat jumlah tersebut tidak seberapa dengan jumlah uang yang pernah dikeluarkan negara untuk program lainnya.
"Negara habiskan uang negara Rp1.000 triliun hanya urusi covid sontoloyo itu saja. Ini urusan bangsa. Kesal juga saya sebenarnya. Jadi hati-hati yang enggak setuju," tuturnya.
Ini bukan momen pertama Isran mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial terkait pembangunan IKN.
Pada April 2021, Isran mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mesti masuk surga. Pasalnya, Jokowi berhasil mewujudkan pemindahan ibu kota negara ke wilayah Kaltim.
Keyakinan tersebut, kata dia, juga telah diutarakan secara langsung kepada Jokowi.
"Makanya saya sampaikan kepada Bapak Jokowi, Presiden. 'Pak Jokowi, Mas Jokowi, Bapak Presiden, bapak itu pasti masuk surga'," kata Isran dalam sebuah seminar yang disiarkan kanal Youtube Humas SIL dan SKSG UI, Rabu 7 April 2021 lalu.
Isran menyebut Jokowi keheranan ketika mendengar pernyataan tersebut.Ia punmenjelaskan bahwa Jokowi pasti masuk surga karena telah mewujudkan cita-cita dua presiden sebelumnya, yakni Soekarno dan Soeharto.
Presiden Soekarno memang pernah mewacanakan pemindahan ibu kota ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada tahub 1965. Tetapi, tak kunjung terlaksana.
Wacana pemindahan Ibu Kota tersinggung kembali ketika Presiden Soeharto berencana memindahkan Ibu Kota ke Jonggol. Namun, wacana tersebut juga tidak terealisasi.
"Bapak telah mewujudkan cita-cita dua kepala negara untuk memindahkan, Pak Soekarno dan Soeharto. Orangnya sudah mati. Satu yang belum mati, Pak SBY. Pak SBY juga ingin memindahkan, tapi belum mati. Artinya, bapak mewujudkan cita-cita itu," jelas Isran.
Tak hanya itu, Isran juga mengatakan Jokowi akan dikenang oleh generasi mendatang sebagai kepala negara yang berhasil memindahkan ibu kota negara.
"Kemudian bapak juga tidak usah pikir juga, karena kalau bapak bisa pindahkan ibu kota ini, artinya bapak akan dikenang oleh anak bangsa ini sampai kapanpun, sebagai sebuah wujud karya besar kepala negara," ucap dia.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur, tepatnya di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Rencana pemindahan ini juga telah mendapat lampu hijau dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pemindahan ibu kota negara bakal dilakukan bertahap hingga 2045 mendatang. Targetnya, tahap pertama pemindahan rampung pada 2024, atau ditandai dengan pemindahan sejumlah kantor pemerintah.