Relawan Kami-Ganjar Minta Maaf soal Doakan Jokowi Jadi Ketum PDIP 2024

CNN Indonesia
Senin, 31 Okt 2022 13:25 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat memandu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menaiki tangga di istana presiden, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Koordinator Nasional Koalisi Aktivis dan Milenial Indonesia untuk Ganjar Pranowo (Kami-Ganjar) Joko Priyoski meminta maaf atas polemik doa pihaknya agar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum PDIP pada 2024 mendatang.

Dia menjelaskan usulan itu sekadar harapannya terhadap dinamika politik Indonesia beberapa tahun ke depan. Namun, ia merasa banyak pihak salah paham mengenai usulan itu.

"Saya heran bahasa mendoakan itu kenapa jadi ramai jadi bikin saya bingung apa yang salah dari sebuah doa dan malah dianggap adu domba atau relawan siluman?" kata Joko kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/10).

"Jika kemudian mendoakan hal tersebut dianggap salah, saya minta maaf," imbuhnya.

Joko menyampaikan usulan dan doa dari pihaknya itu bukanlah sebuah upaya untuk mengintervensi PDIP. Menurutnya, gagasan itu hanya mendoakan hal terbaik bagi Jokowi setelah selesai tugas sebagai presiden pada 2024 mendatang.

Menurut pihaknya, usulan agar Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP hanya bentuk dukungan terhadap suksesi kepemimpinan nasional. Ia menilai jabatan itu bisa mempermudah Jokowi memastikan warisan pemerintahannya dijalankan Ganjar bila terpilih sebagai Presiden RI pada 2024.

"Demi Allah doa itu murni dari dalam hati, tidak ada niatan buruk apa pun. Jangan juga dituduh mengadu domba sebab kami hanya berdoa untuk estafet kepemimpinan bangsa ke depan," tuturnya.

Sebelumnya, Relawan Kami-Ganjar mendoakan Ganjar Pranowo menjadi presiden pada 2024. Pada saat yang sama, kubu Joko Priyoski itu mendoakan Jokowi menjadi Ketua Umum PDIP.

Namun, usulan dan doa itu menuai kritik baik dari elite PDIP, relawan Ganjar yang lain, bahkan dari Ganjarnya sendiri. Mereka sama-sama menyatakan tidak sepakat dengan doa Relawan Kami-Ganjar itu.

Sekretaris Jenderal Relawan Ganjarist, Kris Tjandra, menyatakan ada yang mengatasnamakan kelompok relawan Ganjar yang ingin mengadu domba dengan Jokowi dan PDIP.

"Kalau bukan adu domba, apalagi niatannya? Pak Ganjar dan Pak Jokowi tentu tahu dong aturan partai, bagaimana mekanisme seorang ketua umum dipilih dan tetapkan. Jelas-jelas ini isu ngawur yang jadi agenda dari relawan siluman ," kata Kris dalam keterangannya yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (30/10).

Ia mempertanyakan siapa sesungguhnya Relawan Kami-Ganjar. Menurutnya, pihaknya bersama banyak organisasi relawan Ganjar tidak pernah sekalipun mendengar nama Kami-Ganjar.

"Namanya saja tidak pernah dengar apalagi pergerakannya," klaim Kris.

Lebih lanjut, pihaknya pun curiga ada penyusup atau relawan siluman yang sengaja mengatur orkestrasi isu itu dengan tujuan mengadu domba antara Megawati dengan Ganjar dan Jokowi. Menurut Kris, relawan Ganjar Pranowo seharusnya bersinergi dengan partai. Sebab, bagaimanapun yang bisa mengusung seseorang sebagai capres adalah partai, bukan relawan.

Sementara itu, menanggapi doa relawan Kami-Ganjar, Ganjar pun meminta mewaspadai penumpang gelap yang bertujuan membuat rusak nama baik seseorang

"Saya meminta kita semua mewaspadai adanya penumpang gelap, agar siapa pun tidak membuat gerakan yang merusak nama baik seseorang," kata Gubernur Jawa Tengah itu dalam keterangannya, Minggu.

Ganjar kemudian menegaskan bahwa ia dan Jokowi merupakan orang PDIP yang sangat paham aturan dan relasi di dalam tubuh partai tersebut.

"[Ide Jokowi jadi ketum PDIP) itu sebuah kengawuran dan imajinasi dari seorang yang tidak mengerti aturan di PDI Perjuangan, yang tidak mengerti relasi di antara kami di dalam partai dan sangat sembrono," katanya.

(dhf/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK