Ketua Komisi V DPR Lasarus menyarankan maskapai Sriwijaya Air ditutup jika tidak bisa menjamin keselamatan penumpang.
Hal itu disampaikan dalam rapat bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait hasil investigasi kecelakaan pesawat nomor penerbangan SJ282 Jakarta-Pontianak Januari 2021 lalu.
"Kalau memang enggak compatible, tutup Pak. Enggak usah kasih terbang, ini jauh lebih baik, negara butuh maskapai, tapi kita lebih butuh keselamatan," kata Lasarus dalam rapat dengar pendapat, Kamis (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lasarus menyoroti hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang menewaskan 62 orang pada 2021 lalu. Tak ada hasil memuaskan mengenai penyebab kecelakaan.
Misalnya, tak ada data yang merekam pembicaraan antara kapten dan co pilot, hingga fungsi auto throttel atau tuas kendali mesin pesawat yang tidak berfungsi.
Dia pun gusar, sebab baru sebagian dari total keluarga korban yang menerima ganti rugi akibat kecelakaan. Dia pun meminta Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub untuk segera menangani hal itu.
"Malu-maluin aja negara enggak punya duit bayar ginian Pak. Malu Pak, kita sebagai warga negara. Pak Dirjen Hubud coba atensi masalah anggaran gitu," katanya.
Direktur Utama Sriwijaya Antoni Tampubolon mengucapkan permintaan maaf dan berbelasungkawa kepada para keluarga korban.
Antoni mengatakan pihaknya selama ini mendukung proses investigasi yang dilakukan KNKT atas insiden salah satu maskapai mereka.
Dia menyampaikan bahwa Sriwijaya Air telah melakukan evaluasi buntut kecelakaan tersebut. Sriwijaya, katanya, terus memperbaiki dan melakukan perawatan.
Antoni berjanji akan memenuhi semua rekomendasi hasil investigasi yang dilakukan KNKT atas kecelakaan Sriwijaya Air SJ182.
"Kami berkomitmen bahwa dari hasil investigasi ini kami akan bekerja sama penuh dan juga melakukan semua rekomendasi yang diberikan dengan penuh tanggung jawab," katanya.
Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak itu terjadi pada 9 Januari 2021 lalu. Pesawat jatuh di perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta sekitar pukul 14.40.
Pesawat jatuh 13 menit usai terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten dengan membawa total 62 orang dengan rincian 56 penumpang dan enam awak pesawat aktif. Sebanyak 56 penumpang terdiri dari 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga balita.
(thr/bmw)