Sejumlah suporter Arema FC, Aremania, sempat menyaksikan langsung proses jalannya autopsi dua korban Tragedi Kanjuruhan NDR (16) dan NDB (13), di TPU Dusun Pathuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.
Hal itu sebagaimana permintaan Tim Gabungan Aremania (TGA) kepada kepolisian. Dalam proses tersebut, sembilan orang diperkenankan masuk ke dalam tenda tertutup tempat autopsi berlangsung.
"Kami mengawal dan sudah bersyarat ke Polres, untuk mengutus 10 orang anggota TGA untuk mengawal dan menyaksikan langsung," kata Koordinator Bidang Data TGA Dadang Hermawan, di lokasi (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu Aremania Totok Kacong mengaku, tak kuat menahan duka saat menyaksikan langsung jalannya autopsi.
"Ada sembilan Aremania, termasuk saya sendiri yang masuk. Tapi saya enggak kuat," kata Totok.
Totok hanya berharap autopsi ini bisa membuka seterang-terangnya perihal apa penyebab utama kematian para korban Tragedi Kanjuruhan.
"Kami berharap tim forensik dan kepolisian benar-benar bisa memberikan keterbukaan, sebagaimana harapan Aremania se-Malang Raya," ujarnya.
Salah satu tokoh Aremania, Anto Baret, ingin autopsi ini berjalan secara adil, dengan hasil tak boleh melenceng dari fakta.
"Harapannya ini tidak boleh melenceng dari cita-cita bangsa, hidup adil beradab, luhur dan bermartabat. Jangan sampai kepercayaan kamu kepada hukum dikhianati," kata Anto.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, sejumlah Aremania turut mengawal jalannya autopsi dari area luar pemakaman. Mereka juga mendampingi keluarga korban yang diautopsi.
(frd/dzu)