PBNU dan PA 212 Saling Tuding Pemecah Belah Bangsa

CNN Indonesia
Minggu, 06 Nov 2022 15:30 WIB
PBNU mengkritisi Aksi 212 yang cenderung mengeksploitasi politik identitas, PA 212 merespons balik dengan menyebut PBNU justru pemecah belah bangsa.
Aksi 411 mengkritisi Presiden Jokowi yang dinilai telah gagal mengelola pemerintahan. Foto: CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua organisasi masyarakat Islam, Persaudaraan Alumni atau PA 212 dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saling tuding sebagai pemecah belah bangsa usai berselisih soal rencana Aksi 212 pada 2 Desember mendatang.

Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan merespons rencana aksi itu dengan menyebutnya sebagai gerakan pemecah belah bangsa. Ia juga menyentil PA 212 yang masih saja mengusung isu politik identitas.


"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, setip politik identitas," kata Rahmat melalui keterangan tertulis khusus merespons Aksi 212, Sabtu (5/11).

Rahmat mengatakan politik identitas adalah kejahatan politik yang akan menjadi kejahatan kemanusiaan. Dia berpendapat sebuah bangsa seharusnya mewarisi kebaikan pada generasi muda, bukan energi negatif seperti politik identitas.

"Dar'ul mafasid, muqoddamun ala jalbi al masalih, bahwa mencegah kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kemaslahatan," ujarnya.

Pernyataan itu direspons Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif dengan tudingan serupa. Ia menyebut justru PBNU merupakan pihak yang selama ini memecah belah bangsa.

Slamet mengungkit sejumlah pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang berasal dari NU. Ia juga mengkritisi usulan PBNU untuk menindak paham Wahabi.

"Merekalah yang patut diduga menjadi otak pembubaran HTI dan FPI. Bahkan, sekarang sedang diincar yang berbau-bau Wahabi agak digilas juga. Introspeksi dong, kalau perlu ngaca," kata Slamet kepada CNNIndonesia.com, Minggu (6/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Slamet meminta PBNU untuk fokus mengurusi kader yang terlibat korupsi. Dia menegaskan Aksi 212 tetap akan digelar pada 2 Desember nanti.

"Kata pepatah, anjing menggonggong kafilah berlalu. Kami tetap kafilah, biarkan mereka jadi apanya," ucap Slamet.

(dhf/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER