Nomor WhatsApp Kepala Greenpeace Indonesia Sempat Diretas

CNN Indonesia
Selasa, 08 Nov 2022 15:18 WIB
Selain diadang oleh sekelompok orang di Probolinggo, sejumlah akun Whatsapp staf Greenpeace sempat diretas namun sudah bisa diperbaiki.
Selain diadang sejumlah orang di Probolinggo, Greenpeace juga mengatakan nomor WA kepala organisasi diretas. (Dok. Greenpeace Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Organisasi lingkungan Greenpeace menyatakan sejumlah akun Whatsapp milik stafnya sempat diretas beberapa hari lalu sebelum aksi pengadangan kemarin. Pengadangan dilakukan oleh sekelompok orang dari organisasi masyarakat.

"Betul sekali (aksi peretasan)," kata Kepala Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Tata Mustasya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/11).

Ia menyebut setidaknya empat akun WA milik empat orang anggota Greenpeace yang sempat diretas, termasuk miliknya pada Sabtu malam (5/11) lalu/

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dan Bang Leo (Country Director Greenpeace) terjadi di 5 November sekitar jam 22.00 WIB," kata dia.

"Lalu menyusul besoknya Mbak Norika (Engagement Campaigner) dan bahkan Mbak Shally (administrasi)," sambungnya.

Sementara itu Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak mengatakan saat ini akun-akun tersebut sudah dikuasai kembali.

"Sejak weekend kemarin ada beberapa staf Greenpeace yang akun WA-nya tidak bisa diakses. Tapi kemudian setelah beberapa waktu bisa di-recover," kata Leonard kepada CNNIndonesia.com, Selasa (8/11).

Dalam akun twitternya, @GreenpeaceID, Greenpeace Indonesia mengatakan intimidasi yang diterima sebelum pengadangan di Probolinggo itu bukan cuma peretasan. Namun ada pula teror dari orang tak dikenal dan perusakan penggembosan ban mobil yang dipakai.

"Puncaknya terjadi dalam perjalanan di Probolinggo saat ormas mendatangi tim dan melakukan ancaman secara verbal dan nonverbal," demikian dikutip dari akun Greenpeace tersebut.

Sebelumnya, dalam perjalanannya menuju Bali, tim pesepeda Chasing the Shadow Greenpeace diadang dan diintimidasi oleh sekelompok orang dari organisasi masyarakat di Probolinggo, Jawa Timur.

Sekelompok ormas tersebut mendatangi tim Greenpeace yang tengah singgah dalam perjalanan di Probolinggo dan menyatakan menolak kegiatan bersepeda dan kegiatan kampanye Chasing the Shadow di Bali.

Tapal Kuda Nusantara Angkat Suara

Sekelompok orang yang mengadang mengaku berasal dari Tapal Kuda Nusantara (TKN). Humas TKN Naswa Agus menyatakan aksinya tersebut bukan intimidasi. 

Ia hanya mengatakan berharap tak ada info soal negara mau dijual ke pihak luar.

Terkait surat pernyataan yang ditandatangani, Agus mengatakan dibuat berdasarkan kesepakatan bersama.

"Tidak ada namanya paksaan, tidak ada namanya intimidasi. Kami hanya tidak mau informasi negara dijual ke pihak luar. Kesepakatan itu dibuat mereka sendiri, tidak ada paksaan," ucapnya.

TKN menurutnya pun tetap akan memonitor pergerakan aktivis Greenpeace di Probolinggo dan wilayah Tapal Kuda Jatim.

"Kami tetap monitor, TKN ini kan banyak juga nelayan untuk memantau di seputar PLTU Paiton, wilayah administrasi kami juga sudah terbentuk sampai Banyuwangi, kami juga koordinasi dengan cabang di Banyuwangi bila mereka akan berangkat ke Bali," katanya.

TKN bahkan mengancam akan melaporkan Greenpeace ke polisi jika nekat berangkat ke Bali.

"Kami akan melaporkan ke pihak hukum, ke pihak yang berwajib. Kami akan mengawal terus kegiatan mereka ketika mereka keluar dari pernyataan itu maka upaya hukum akan kami lakukan," kata Naswa Agus.

(nfl/sur)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER