PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan banyak orang tua para relawan subjek vaksin virus corona (Covid-19) IndoVac yang mencabut persetujuan anaknya menjadi subjek uji klinik imbas kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pasca mereka mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin primer dan booster untuk usia 18 tahun ke atas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pihaknya juga sudah mempersiapkan uji klinik vaksin IndoVac untuk usia remaja dan anak atau usia 18 tahun ke bawah.
"Mungkin kendala booster remaja dan anak adalah animo orang apalagi sejak ada isu ginjal akut itu, banyak orang tua yang menarik persetujuan anaknya ikut dalam bagian uji klinik," kata Honesti dalam rapat kerja dan rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu menurut Honesti membuat target uji klinik ketiga vaksin IndoVac untuk anak dan remaja mundur. Namun demikian, Honesti memastikan pihaknya akan terus melanjutkan uji klinik tersebut.
Ia menyebut Bio Farma sudah berupaya meminta persetujuan lewat sekolah-sekolah. Saat ini, dari kebutuhan 1.000 relawan subjek anak dan remaja, pihaknya sudah mengantongi 400 nama relawan subjek uji klinik vaksin IndoVac.
"Mudah-mudahan nanti dengan adanya solusi terhadap ginjal akut ini, kita minta bantuan kepada Pak Menkes dan Ibu Kepala BPOM untuk mengumumkan kepada masyarakat bahwa tidak ada issue, sehingga kita memang melanjutkan uji klinik dan merekrut subjek lebih cepat," ujar Honesti.
Lebih lanjut, Honesti juga menginformasikan pihaknya tengah memproduksi vaksin virus corona IndoVac peruntukan usia dewasa dengan target 20 juta dosis pada tahap produksi pertama. Vaksin tersebut dikembangkan dengan platform subunit protein hasil kerjasama antara PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine.
Honesti menyebut pihaknya langsung memutuskan untuk mulai produksi setelah memenuhi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) serta baru-baru ini mengantongi EUA vaksin primer dan booster dari BPOM.
"Vaksinnya sudah memenuhi persyaratan dan halal. Dari sisi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) itu lebih kurang sekitar 90 persen, kita lagi berproses sertifikasi TKDNnya," ujar Honesti.
(khr/isn)