Keluarga Tewas di Kalideres Disebut Sehari-hari Hanya ke Pasar

Ketua RT 015/ RW 7 Kalideres, Asiung menyatakan, korban yang ditemukan tewas di rumah di wilayah itu dalam keseharian hanya berpergian ke pasar.

Asiung menyebut, biasanya korban bergegas ke pasar sebentar dan tidak lama kemudian kembali lagi ke rumah.

"Tidak jelas (kegiatannya), paling sehari-hari keluar ibu sama anaknya ke pasar sebentar, terus pulang lagi seperti itu," kata Asiung di lokasi kejadian, Jumat (11/11).

Sementara itu Asiung juga mengatakan tidak tahu pekerjaan korban. "Tidak jelas," jelas Asiung.

Hal senada juga disampaikan oleh Roy (33), tetangga yang hanya berselang satu rumah dari TKP. Roy menyebut, ia juga tidak mengetahui pekerjaan dari para korban.

"Enggak tau, kan sudah pada tua semua. Yang satu perempuan umur 40-an, itu juga enggak ketahuan pekerjaannya apa. Mungkin yang orang tua di dalam doang kali ya," kata Roy di lokasi kejadian, kemarin.

Selain itu, Roy juga menyatakan bahwa keempat korban merupakan orang yang tertutup dan jarang keluar rumah.

Roy mengatakan, korban biasanya hanya keluar rumah apabila ada penyemprotan demam berdarah di kompleksnya.

"Orangnya tertutup empat-empatnya," kata Roy. "Kalau RT ketemu dia paling kayak penyemprotan demam berdarah. Itu baru ketemu, ini ada penyemprotan, ya," tambah dia.

Pada Kamis (11/11) ditemukan empat jasad di rumah yang terletak di Kalideres, Jakarta Barat.

Keempat jasad itu yakni seorang bapak berinisial RG (71), anak berinisial DF (42), ibu berinisial RM (66), dan paman berinisial BG (68).

Keempat jenazah kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi. Setelah diperiksa, tim dokter forensik menyatakan tidak menemukan bekas luka penganiayaan pada empat jasad tersebut.

Polisi menyatakan korban telah meninggal dunia lebih dari satu minggu ketika ditemukan, dengan waktu kematian yang berbeda-beda. Posisi jenazah ketika ditemukan pun di ruangan yang terpisah.