Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga berharap isu pemberdayaan perempuan dan kesetaran gender bisa dilanjutkan oleh India selaku Presidensi G20 di tahun 2023.
Harapan ini disampaikan Bintang bertepatan dengan berakhirnya Post Summit Women20 (W20) yang berlangsung di Bali, 13 dan 14 November.
"W20 Presidensi Indonesia juga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan," kata Bintang dalam keterangannya, Senin (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat isu utama itu yakni menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender serta UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan.
Terkait dua isu ini, kata Bintang, pihaknya menekankan soal bagaimana mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus kebijakan diskriminasi.
Selain itu, juga soal bagaimana mencapai inklusi ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Dibahas pula
Kemudian dua isu lainnya yakni respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender, serta perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.
Untuk dua isu ini, lanjut Bintang, W20 Indonesia lebih menekankan kepada respons kesehatan kaum marginal perempuan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan penyadang disabilitas.
"Pada isu ini digambarkan bagaimana tantangan global terkait pandemi Covid-19 berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan. Pandemi sangat berdampak terhadap kesehatan ibu, keluarga, bahkan terhadap pelayanan bagi perempuan korban kekerasan berbasis gender. Lebih jauh, W20 ingin menyoroti respon terhadap kesehatan khususnya yang berkeadilan gender," tuturnya.
Lihat Juga : |
Sementara itu, Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi menyebut untuk benar-benar mencapai kesetaraan gender, W20 perlu menekankan pentingnya akuntabilitas.
Karenanya, kata Uli, fokus G20 terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus dipantau dan dievaluasi secara berkala. Bahkan, lanjutnya, W20 Indonesia pun secara konsisten terus menyerukan kepada pemimpin G20 untuk mengeluarkan deklarasi yang berfokus terhadap pentingnya kesetaraan gender.
Dalam pertemuan W20 ini, Indonesia juga memastikan terlaksananya empat agenda utama yakni, mendelegasikan peran W20 kepada masyarakat luas agar dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya, memastikan Komunike W20 disampaikan dengan baik kepada pemimpin G20.
Kemudian, mensosialisasikan rekomendasi W20 kepada pemimpin G20, sherpa, organisasi wanita, akademisi, pemangku kepentingan, dan publik sebagai fokus utama pada pemberdayaan perempuans serta pelaporan dan proses serah terima dari komite W20 Indonesia kepada delegasi W20 India.
Di sisi lain, Co-Chair W20 Indonesia, Dian Siswarini mengatakan bahwa W20 Indonesia secara resmi telah menyerahkan Komunike W20 pada bulan Juli.
Komunike W20 Indonesia itu berisi rekomendasi kepada para pemimpin G20 untuk memastikan bahwa kepentingan perempuan serta anak perempuan menjadi bagian signifikan dari kepresidenan G20 Indonesia.
Secara spesifik, W20 Indonesia mendorong pemerintah untuk melakukan beberapa hal antara lain menindaklanjuti komitmen dalam mengimplementasikan roadmap G20 menuju dan melampaui Brisbane Goals, membuat jaringan data gender G20 dan dasbor yang berisi hasil dari W20, dan engembangkan serta meningkatkan Strategi Nasional Gender Ekuitas dan Kesetaraan (NSGEE).
Sebagai informasi, ada enam pembicara dalam rangkaian post summit ini yang merupakan para delegasi W20 2022 yang berasal dari Indonesia, India, Italia, Rusia, Turki, dan Amerika Serikat.
Setiap delegasi menjelaskan tentang 5 isu prioritas W20 yang dibahas dalam Komunike, yakni non-discrimination and equality, women-owned and led MSMEs, gender equitable health response, rural women, dan women with disabilities.
(dis/bmw)