Jakarta, CNN Indonesia --
Penyelidikan kasus kematian empat orang yang merupakan satu keluarga di sebuah rumah di Kalideres, Jakarta Barat masih terus dilakukan sejak pekan lalu.
Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pun turun tangan membantu proses penyelidikan. Termasuk, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) lanjutan pada Minggu (13/11) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah rangkuman temuan-temuan terbaru dalam proses penyelidikan kasus kematian keempat mayat tersebut:
- Temuan Bungkus Makanan
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan pihaknya menemukan bungkus bekas makanan saat melakukan olah TKP.
Temuan ini, kata Hengki, akan didalami lebih lanjut oleh penyidik. Hengki pun menyebut dengan temuan ini maka belum bisa disimpulkan bahwa keempat mayat itu tewas karena kelaparan.
"Dari berbagai penyelidikan kami terakhir ini, termasuk hari ini, kita temukan bungkus bekas makanan," kata Hengki kepada wartawan, Minggu (13/11) malam.
- Temuan Struk Belanja
Selain bungkus bekas makanan, diungkapkan Hengki, pihaknya turut menemukan struk belanja di kediaman keempat orang tersebut.
"Termasuk struk belanja di salah satu supermarket. Kita akan teliti lagi," ucap dia.
Kendati demikian, Hengki belum menjelaskan lebih lanjut soal temuan struk itu, sebab masih dilakukan pendalaman. Termasuk, soal tanggal yang tertera dalam struk tersebut.
Baca halaman selanjutnya
- Dugaan Keracunan
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menyampaikan pihaknya terus menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab tewasnya satu keluarga tersebut. Termasuk soal dugaan mereka tewas akibat keracunan.
"Itu yang sedang kami selidiki dan teliti dari berbagai kemungkinan," ujarnya.
Kata Hengki, berbagai keterangan saksi serta berbagai bukti terus dikumpulkan untuk mengungkap kasus ini. Selain itu, lanjut dia, tim kedokteran forensik juga telah melakukan berbagai langkah untuk membongkar penyebab kematian keempat jasad tersebut.
"Tim kedokteran forensik sudah melaksanakan autopsi dan sudah melaksanakan proses penelitian histopatologi dan juga dari laboratorium forensik juga melaksanakan pemeriksaan toksiologi," tuturnya.
- Dugaan Anut Paham atau Sekte Tertentu
Isu soal dugaan bahwa keluarga di Kalideres itu menganut paham atau sekte tertentu mencuat ke publik di tengah proses penyelidikan. Dugaan ini dikemukakan oleh kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Adrianus Eliasta Meliala.
Adrianus menduga bahwa keluarga itu menganut paham apokaliptik. Paham ini, kata dia, pernah menyebabkan kematian massal di Guyana, Amerika Selatan pada 1978.
"Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir, maka mereka tidak takut," ucap dia.
Tak hanya itu, Adrianus turut menduga bahwa keempat jasad itu memilih jalan yang tergolong ekstrem untuk kemudian mengakhiri hidup mereka.
"Mungkin ini konsepsi 'silih' yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari," kata Adrianus.
Terkait hal ini, Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat AKP Avrilendi menyatakan pihaknya belum bisa membuat sebuah kesimpulan.
Sebab, kata Avrilendi, proses penyelidikan masih berjalan. Kata dia, Puslabfor Polri juga tengah memeriksa sampel organ dari keempat mayat itu untuk memastikan penyebab kematian mereka.
"Secara resmi belum bisa menyimpulkan," ucap Avrilendi
Avrilendi juga mengungkapkan bahwa pihaknya turut menemukan sejumlah buku di rumah Kalideres itu. Namun, ia memastikan tak ada buku terkait sekte tertentu.
"Buku-buku ada, tapi enggak ada sekte-sekte. Masih dipelajari, bukan sekte kok, buku biasa," ujarnya.