ANALISIS

Nomor Urut Permanen di Pemilu Hanya Untungkan Partai Lama

CNN Indonesia
Jumat, 18 Nov 2022 10:45 WIB
Pengamat politik menilai partai nonparlemen maupun partai baru yang akan ikut kontestasi memilik hak yang sama dengan parpol parlemen dalam hal nomor urut.
Wacana nomor urut partai politik tak diubah pada Pemilu 2024 dinilai tidak mencerminkan asas keadilan dan akan menguntungkan partai lama yang sudah lolos parlemen. Ilustrasi (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha_
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pengamat mengkritik wacana nomor urut partai politik tak diubah pada Pemilu 2024, lantaran dinilai tidak mencerminkan asas keadilan dan hanya menguntungkan partai lama yang sudah lolos parlemen.

Rencana nomor urut partai politik pemilu dipermanenkan menyusul usulan dari Ketua Umum PDI-Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

Megawati beralasan penggantian nomor urut setiap pemilu membuat partai terus mengeluarkan biaya untuk membuat alat peraga kampanye.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia menyambut usulan itu. Ia mengatakan Perppu Pemilu bakal mengakomodasi usulan nomor urut partai politik peserta Pemilu 2019 tak diubah untuk Pemilu 2024.

Politikus Golkar itu mengklaim para pihak terkait tidak keberatan dengan usulan yang disampaikan Megawati tersebut.

"Nah, yang terakhir soal nomor urut. Ini ada aspirasi waktu itu berkembang dan kemudian kita diskusikan. Alhamdulillah dalam diskusi itu pemerintah tak keberatan, KPU juga tak keberatan, fraksi-fraksi juga cuma satu yang waktu itu minta dipertimbangkan," ucap Doli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (15/11).

Namun, wacana yang dilontarkan Megawati itu menuai kritik dari sejumlah parpol baru. Kritik juga datang dari partai parlemen seperti PPP dan Demokrat.

"Jadi kalau ditanya PPP lebih seperti apa, bagi kami saya kira sistem yang sudah berjalan selama ini, di mana setiap pemilu kemudian kita undi. Itu masih yang terbaik," kata Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani.



Pengamat politik dari Universitas Andalas, Asrinaldi mengatakan asas keadilan harus diutamakan dalam gelaran pemilu. Partai nonparlemen maupun partai baru yang akan ikut kontestasi memilik hak yang sama dengan parpol parlemen.

"Saya melihat partai besar, partai parlemen ini memang terlalu arogan dan terlalu betul-betul berkuasa. Mereka (parpol non parlemen) sama-sama punya hak loh,"kata Asrinaldi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (17/11) malam.

Ia berpendapat masih banyak masyarakat Indonesia yang memilih bukan berdasarkan ideologi parpol.

Oleh karenanya, wacana nomor partai politik yang tidak diubah itu akan menguntungkan partai-partai yang memiliki nomor urut awal. Pada pemilu 2019, PDIP diketahui memiliki nomor urut 3.

"Dia akan cenderung melihat nomor urut di awal misalnya, di sudut kiri atas, sudut kanan atas, atau sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah, itu paling cepat," katanya.

"Keuntungan seperti itu yang mau diambil oleh partai-partai yang memang ingin seperti itu," ujarnya.

Selain soal nomor urut, Asrinaldi menilai ketidakadilan yang diterima parpol baru atau non parlemen berlipat ganda untuk mengikuti pemilu 2024.

Di antaranya harus mengikuti verifikasi faktual, di sisi lain, partai yang duduk di DPR RI sehingga tak perlu verifikasi faktual.

"Kedua, mereka tidak boleh mencalonkan calon presiden karena tidak punya kursi di DPR, padahal yang mau dipilih untuk 2024, masa gunakan suara 2019. Ketiga tambah pula nomor lagi, berarti nomor mereka di bawah-bawah itu. Benar-benar enggak adil," katanya.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

KPU Diminta Tak Akomodir

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER