Pakar soal Kenaikan Covid: Perlu Kebijakan Agresif Agar Warga Booster
Pakar Kesehatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai pemerintah perlu melakukan upaya agresif agar masyarakat yang belum menerima vaksin virus corona dosis ketiga atau booster agar segera dapat mengakses vaksin tersebut ke fasilitas kesehatan masing-masing daerah.
"Indonesia harus berhati-hati dan bersiap hadapi peningkatan kasus Covid-19 dan kematian, ke depan," kata Zubairi melalui cuitan di akun twitter pribadinya @ProfesorZubairi, Senin (21/11). CNNIndonesia.com telah diberi izin mengutip unggahan tersebut.
Imbauan itu Zubairi sampaikan mengingat penambahan kasus konfirmasi virus corona di Indonesia kembali menunjukkan tren peningkatan. Tren kenaikan itu terjadi seiring dengan ditemukannya kasus subvarian Omicron baru, seperti XBB, XBB1, hingga BQ.1.
"Perlu kebijakan lebih agresif lagi untuk memastikan masyarakat, terutama lansia mendapatkan booster," imbuhnya.
Zubairi juga meminta agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19, terutama pemakaian masker. Sebab, berdasarkan yang dihimpun dari laporan harian pemerintah kasus konfirmasi Covid-19 mingguan naik sebesar 16,53 persen.
Tercatat selama periode 7-13 November, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 berjumlah 40.212 kasus. Sementara pada periode sepekan setelahnya, kasus konfirmasi Covid-19 naik menjadi 46.863 orang. Sementara jumlah kematian mingguan Covid-19 tidak mengalami kenaikan, jumlahnya sama yakni 275 dalam masing-masing pekan.
Adapun dari tren kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 tersebut, jumlah testing mingguan di Indonesia juga terpantau mengalami kenaikan kendati tak signifikan. Selama periode 7-13 misalnya, sebanyak 197.615 orang telah diperiksa. Sepekan setelahnya, jumlah warga yang diperiksa naik menjadi 228.676 orang.
Capaian pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
"Apapun variannya, kuncinya itu tetap masker, vaksinasi, dan zero covid strategy," ujar Zubairi.
(khr/isn)