Dasco Sebut DPR Berpeluang Bahas RKUHP di Masa Reses Desember

CNN Indonesia
Selasa, 22 Nov 2022 04:13 WIB
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menjawab pertanyaan wartawan di DPR beberapa waktu lalu. (Dok. Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pihaknya membuka peluang untuk membahas proses lanjutan Rancangan Kitab Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) pada masa reses anggota dewan di pertengahan Desember mendatang.

Dasco menyebut Komisi III DPR masih melakukan rapat maraton membahas naskah terakhir soal RKUHP yang telah diserahkan pemerintah pekan lalu. Pihaknya membuka kemungkinan bakal melakukan pembahasan RKUHP di masa reses jika dibutuhkan.

"Bila memang perlu kemudian dikerjakan pada saat reses tentunya ada mekanisme tersendiri yang akan dilakukan agar pembahasan tersebut juga bisa berjalan dengan bagus," kata Dasco di kompleks parlemen, Jakarta Pusat, Senin (21/11).

Berdasarkan hasil laporan Komisi III DPR, kata Dasco, masih ada sejumlah pasal dalam RKUHP yang masih perlu dilakukan pembahasan. DPR dan pemerintah, imbuhnya, ingin agar RUU tersebut disahkan di akhir masa sidang tahun ini.

Dasco meminta Komisi III DPR dan pemerintah agar tak terlalu berlarut-larut terhadap pasal yang sebelumnya telah disepakati agar segera dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Komisi III terus berupaya bekerja keras siang dan malam untuk melakukan harmonisasi dan komunikasi kepada masing-masing pihak, agar apa-apa yang belum selesai diharapkan dapat diselesaikan di akhir tahun 2022 ini," katanya.

Sebagai informasi, Anggota Komisi III DPR, Habiburokhman sebelumnya pesimis RKUHP bakal disahkan dalam periode ini hingga 2024 mendatang. Menurut Habib, fraksi-fraksi di DPR tak mau ambil risiko dengan penolakan publik jika RUU tersebut buru-buru disahkan.

Sebab menurutnya, sebaik apapun hasil RKUHP menurut DPR dan pemerintah, akan menuai cibiran dari publik.

"Jika melihat perkembangan terakhir di rekan-rekan DPR, menurut saya RKUHP enggak bakal disahkan di periode ini," kata Habib, Rabu (16/11).

"Kalau salah satu diikuti, media lantas kecam dan bully DPR, karena itu feeling saya fraksi-fraksi enggak akan ambil risiko," imbuhnya.

(thr/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK