Dian, yang juga merupakan salah satu korban tewas disebut masih menyisiri rambut ibundanya yang sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Fakta ini terungkap berdasarkan keterangan saksi yang merupakan pegawai koperasi simpan pinjam. Kata saksi, dirinya sempat menyampaikan kepada Dian bahwa ibunya sudah meninggal, namun justru menjawab bahwa ibunya masih hidup.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab, 'ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua'," ucap Hengki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Hengki, pihaknya masih mendalami lebih lanjut keterangan yang disampaikan oleh saksi. Termasuk, soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu sehingga menganggap ibunya masih hidup, padahal sudah meninggal.
Polisi menemukan dua handphone di korban. Meski rumah itu berisi empat orang, namun keempatnya hanya menggunakan dua ponsel untuk berkomunikasi.
Ini juga dibuktikan dengan aplikasi PeduliLindungi yang ada di dua ponsel tersebut. Di mana, masing-masing ponsel berisi dua identitas pada aplikasi itu.
Hengki mengungkapkan berdasarkan hasil digital forensik terhadap dua handphone itu, ditemukan banyak komunikasi satu arah.
Komunikasi itu, kata dia, berisi pesan emosional yang bersifat negatif. Namun, Hengki tak membeberkan secara detail seperti apa pesan tersebut.
"Kami temukan komunikasi satu arah dari satu handphone ke handphone yang lain, ini banyak sekali kata-katanya berisi tentang emosi yang bersifat negatif dan saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik," tutur Hengki.
"Ini handphone sama-sama dalam rumah, ini sedang diteliti tim psikologi, handphone ini sama-sama dalam rumah banyak sekali isinya, tapi isinya soal emosi-emosi yang negatif ini sedang diteliti," imbuhnya.
Polisi menyatakan barang-barang milik satu keluarga tersebut bukan hilang karena dicuri, melainkan dijual. Ini diketahui setelah ditemukan bahwa korban sempat menghubungi sebuah nomor untuk menjual barang-barang yang ada di rumah.
"Ternyata yang bersangkutan pernah menghubungi salah satu nomor ini terkait penjualan barang-barang yang ada di rumah, apakah itu mobil kendaraan, kemudian penjualan AC, kulkas, blender, TV," kata Hengki.
Disampaikan Hengki, pihaknya juga telah mengantongi identitas pembeli barang dari keluarga yang ditemukan tewas di dalam rumah tersebut.
Dengan fakta ini, lanjutnya, maka isu yang sempat beredar bahwa barang-barang milik keluarga itu telah dicuri tidak terbukti.
"Jadi, praduga awal yang menyatakan bahwa ada pencurian mobil, terus barang-barang yang ada di rumah, sementara bisa kita patahkan," ujarnya.
(dis/gil)