Senada dengan Trubus, peneliti Pusat Geoteknologi BRIN Eko Yulianto menilai imbauan untuk membangun rumah tahan gempa di Indonesia masih bersifat normatif. Padahal, Indonesia memiliki risiko sangat tinggi terhadap bencana gempa bumi.
"Imbauan membangun rumah tahan gempa oleh pemerintah cenderung masih bersifat normatif dan sulit untuk diimplementasikan," ucap Eko.
Menurutnya, sebagian besar masyarakat Indonesia yang perlu dilindungi dari risiko gempa telah memiliki rumah, tetapi kualitasnya belum baik. Rumah yang mereka tinggali pun sangat rentan rusak bahkan roboh saat diguncang gempa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko pun memahami jika masyarakat perlu bantuan untuk membuat rumah tahan gempa atau memperbaiki rumah agar lebih aman. Sebab, kondisi ekonomi warga bisa jadi tak memadai.
"Karena itu, salah satu tindakan realistis untuk melindungi masyarakat dari ancaman gempa adalah dengan mengkampanyekan hadirnya 'ruang aman' di setiap rumah atau bangunan yang dapat digunakan untuk berlindung ketika gempa melanda sehingga tetap selamat meskipun rumahnya roboh atau rusak," ujarnya.
Eko menerangkan 'ruang aman' ini dapat berupa satu ruang tidur atau kamar mandi yang diperkuat konstruksinya sehingga tidak roboh saat gempa.
Selain itu, bisa juga berupa perabot seperti meja dan tempat tidut yang diperkuat kaki-kakinya sehingga dapat dipakai untuk berlindung ketika terjadi gempa.
"Dengan demikian, meskipun bangunan rumah roboh penghuninya masih selamat sehingga korban jiwa dan luka dapat ditekan," kata dia.
Di lain sisi, Eko menyampaikan upaya mitigasi bencana oleh pemerintah kini sudah meningkat. Namun, upaya tersebut perlu dilakukan secara sistemik dan lebih masif.
Eko menuturkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam upaya mitigasi bencana perlu terus didorong, utamanya oleh pemerintah daerah sebagai penanggungjawab penanggulangan bencana di wilayah masing-masing.
"Pengurangan risiko bencana perlu dijadikan modalitas pembangunan bukan saja menjadi program dan kegiatan pembangunan," kata Eko.
(dis/tsa)