Pakar Dorong Sisdiknas Disesuaikan dengan Kondisi Kebencanaan RI

CNN Indonesia
Jumat, 25 Nov 2022 13:15 WIB
Bangunan sekolah TK yang roboh akibat gempa di Kecamatan Cugenang, Cianjur, Senin (21/11/2022). (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Proses mitigasi termasuk pula pendidikan atau edukasi kebencanaan kembali mencuat pascagempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah Cianjur hingga sebagian wilayah Jabodetabek dan Banten pada Senin (21/11) siang lalu.

Akibat gempa yang berpusat di Cianjur itu, setidaknya 12 kecamatan di kabupaten itu terdampak. Per Kamis (24/11) sore BNPB mendata total korban dalam bencana tersebut telah mencapai 272 jiwa dan baru 162 orang yang teridentifikasi. Sementara 39 warga dikabarkan masih hilang imbas gempa berkekuatan magnitudo 5,6 tersebut.

Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia seharusnya disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang masuk ke dalam kawasan 'Ring of Fire' atau rawan bencana alam.

Menurutnya, tingginya potensi bencana alam di Indonesia tak cukup dimitigasi hanya dengan menambahkan materi kebencanaan di dalam kurikulum. Sebab, menurutnya, permasalahan utama ada di sistem pendidikan.

"Sistem pendidikan nasional harus dirombak. Rombak total yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Bukan cuma nambahin materi ya, bukan cuma kurikulum. Bukan di situ problem-nya, tapi sistem pendidikannya," kata Indra saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (23/11).

Menurutnya sejauh ini, belum ada konsep dari pemerintah untuk betul-betul melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia sebagaimana yang termaktub dalam konstitusi meskipun nusantara ini termasuk salah satu negara di dunia dengan tingkat rawan bencana yang tinggi. Salah satunya karena Indonesia yang berada di garis lingkaran api pasifik (ring of fire).

"Jadi bukan berarti kalau ada bencana alam kita berusaha mengontrol. Enggak mungkin manusia mengontrol. Tapi, dengan adanya teknologi, kemampuan kita berpikir seharusnya kita bisa belajar hidup dengan alam yang kita berada di ring of fire," ujar Indra.

"Mitigasi bencana menjadi bagian dari kurikulum karena memang itu adalah kehidupan kita," sambung dia.

Khusus untuk wilayah Cianjur sendiri, Indra menyatakan daerah tersebut memiliki kerawanan bencana karena keberadaan gunung api juga sesar Cimandiri.

Bukti nyata pentingnya sistem pendidikan dan edukasi terhadap mitigasi bencana di Indonesia , kata dia, tecermin saat gempa Cianjur terasa bersamaan saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dengan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Basarnas.

Kala itu ketika Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan jajarannya berlindung di bawah meja, Wakil Ketua Komisi V Roberth Rouw selaku pimpinan rapat terekam hanya tertawa tanpa melakukan mitigasi bencana.

"Seorang anggota DPR level pimpinan pun enggak tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa. Apakah kita yakin masyarakat miskin, pedesaan, daerah terpencil juga tau. Jadi problem-nya bukan masalah kurikulum tapi memang sistem pendidikan nasional kita yang ngaco," kata Indra.

Menurutnya, tidak pernah ada upaya dari pemerintah untuk memberikan edukasi bagaimana hidup di Indonesia. Pendidikan, kata dia, menjadi muara untuk memperbaiki sistem yang sudah terlanjur carut marut.

"Jadi yang harus dibenari sistem pendidikan nasional kita, nggak cuma sekedar kurikulum nanti akhirnya kalau bicara kurikulum akhirnya nyetak buku lagi gak betul-betul punya konsep yang memang tahu kami itu harus melindungi segenap bangsa Indonesia," ucapnya.

Indra menjelaskan salah satu cara untuk melindungi bangsa adalah dengan memberikan edukasi bahwa Indonesia merupakan kawasan ring of fire yang mana kondisi tersebut membuat Indonesia menjadi negara rawan bencana gempa bumi.

"Mengedukasi mereka kalau daerah tempat tinggal kita itu begini, sering terjadi begini, jadi yang harus dilakukan segini" ujar Indra.

Kemudian, saat pembangunan rumah dilakukan inspeksi dari otoritas untuk memastikan bangunan tersebut tidak membahayakan siapapun jika terjadi gempa bumi. Konsep itu telah diterapkan di beberapa negara.

"Di kita enggak ada, sumber daya manusia begitu lemah," kata Indra.

"Jadi memang sebuah lingkaran setan yang ujungnya memang harus mulai di pendidikan juga. Bagaimana mencerdaskan bangsa ini," imbuhnya.

(lna/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK