Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menengok Azka seorang bocah lima tahun yang selamat setelah tiga hari tertimbun di reruntuhan dampak gempa magnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat
Jokowi menghampiri Azka di sela-sela kunjungannya ke RSUD Sayang Cianjur, Kamis (24/11) siang.
"Bapak presiden tadi juga ke sini, nengok," ujar salah satu paman Azka, Miftah (29).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miftah menuturkan, dalam kunjungannya itu, Jokowi menyampaikan turut berbela sungkawa sembari memberikan motivasi bagi Azka agar terus semangat ke depannya.
"Disampaikan turut berbela sungkawa, terus memberikan motivasi ke Azka. Bilang 'sabar, ini ujian', gitu" ujar dia.
Seblumnya, bocah berusia lima tahun itu berhasil ditemukan di bawah reruntuhan bangunan di Kampung Rawa Cina, RT 003/016, Desa Nagrak, Cianjur, Rabu (23/11) setelah melakukan pencarian selama tiga hari.
"Tadi ya setelah pencarian hari ketiga, dari SAR gabungan, kita fokus mencari," ujar Danru Rescue 1 Damkar Kabupaten Bogor Arman Riyanto kepada wartawan, Rabu (23/11).
Sementara itu, Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) dari berbagai daerah meluncur ke lokasi gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Mereka bertujuan untuk membantu penanganan kasus-kasus trauma bedah tulang atau cedera ekstremitas bagi korban terdampak. Tindakan pertama mereka adalah melakukan pemilahan pasien.
"Tim dokter membantu melakukan triage dan pemilahan secara cepat terhadap pasien-pasien yang mengalami cedera ekstremitas," kata Dicky Mulyadi salah satu dokter SpOT(K) dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/11).
Ia mengatakan pemilahan pasien itu sangat penting dalam manajemen penanganan bencana agar pasien segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sesuai dengan urgensi kasusnya.
Dicky mengatakan hingga Rabu (23/11), pasien yang terdata memerlukan tindakan pembedahan sebanyak 94 orang.
Dia menjelaskan untuk kasus cedera ekstremitas dengan kriteria mayor dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Rumah sakit yang berada tersebut merupakan rujukan utama kasus bedah ortopedi penanganan korban gempa Cianjur.
Kasus-kasus ortopedi lainnya dilakukan penanganan di rumah sakit di sekitar wilayah Cianjur dan juga di RS Bhayangkara Cianjur.
Ketua PABOI Jawa Barat menyebut Kamar Operasi RS Bhayangkara Cianjur masih aman dan layak untuk melakukan tindakan operasi meskipun operasi yang dilakukan hanya untuk kasus-kasus yang sifatnya ringan. Sebab, fasilitas dan kelengkapan tidak memadai untuk operasi major.
Sedangkan untuk kamar operasi di RSUD Sayang Cianjur sampai saat ini masih dinyatakan tidak aman untuk tindakan pembedahan setelah dievaluasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Sementara ini kegiatan penanganan mulai triage sampai tindakan pembedahan berjalan lancer dan relatif tidak terjadi penumpukan pasien," ujarnya.
(mnf, hyg/kid)