Pengungkapan kasus kematian empat orang yang merupakan satu keluarga di perumahan di Kalideres, Jakarta Barat, belum menemui titik terang.
Dua pekan lebih sejak mayat satu keluarga ditemukan pada 10 November 2022, polisi belum sampai pada tahap pengambilan kesimpulan penyebab kematian tersebut.
Berikut perkembangan terbaru penanganan kasus kematian satu keluarga selama empat hari terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab kematian satu keluarga di perumahan di Kalideres menyisakan banyak misteri. Berbagai spekulasi maupun teori bermunculan seiring proses penyelidikan oleh kepolisian.
Akun Twitter @HabisNontonFilm membuat sebuah utas terkait teori kasus Kalideres yakni Voluntarily Stopping Eating and Drinking (VSED) atau puasa sampai mati.
Dalam utas itu, disampaikan bahwa VSED pernah dilakukan oleh seorang ibu berusia 94 tahun bernama Rosemary Bowen. Aksinya berpuasa sampai mati itu juga disebut didukung oleh sang anak.
Masih dalam utas itu, dijelaskan bahwa Rosemary sudah menyampaikan kepada anak-anaknya terkait niat untuk mengakhiri hidup. Alasannya, ia sudah tak bisa hidup mandiri dan tidak bisa mengurus diri sendiri.
Cuitan itu mengatakan bahwa VSED atau berpuasa hingga mati ini diklaim sebagai cara legal di beberapa negara untuk mengakhiri hidup.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan pihaknya masih terus bekerja untuk mendalami kasus kematian satu keluarga tersebut.
Hengki menjelaskan penyelidikan tidak hanya menyasar soal penyebab kematian, tetapi juga terkait motif kematian. Penyelidikan ini, lanjut dia, dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan sejumlah ahli.
"Ini kan ada dua, penyebab kematian dan motif, motif sedang didalami sama-sama dengan tim ahli dari psikologi forensik, sekarang sudah dilaksanakan istilahnya autopsi psikologi, latar belakang peristiwa dan sebagainya, itu komprehensif sekali," tutur Hengki kepada wartawan, Rabu (23/11).
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa tim dokter forensik menemukan feses dari jasad korban. Temuan ini masih diteliti lebih lanjut oleh tim ahli untuk melihat apakah ada kandungan tertentu dalam feses tersebut atau tidak.
Hasil penelitian akan menentukan apakan feses tersebut bisa membantu mengungkap penyebab kematian korban dan lainnya.
"Apakah arti dari temuan autopsi itu nanti ahli yang akan mengatakan. Apakah bisa mengungkap atau mematahkan praduga selama ini, kita sedang teliti itu," kata Hengki, Kamis (24/11).
Polisi menyebut barang-barang milik satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, yang rencananya akan dijual sudah disiapkan di luar rumah.
Hal itu diketahui dari keterangan saksi yang berencana membeli barang dimaksud.
"(Kita tanya saksi) sempat masuk atau tidak (ke dalam rumah), oh ternyata barangnya sudah disiapkan di luar, tinggal ngambil," ucap Hengki, Kamis (24/11).
Penjualan barang-barang itu dilakukan oleh Budyanto, salah satu anggota keluarga yang juga tewas. Budyanto pun yang menghubungi para pembeli. Hengki menyatakan pihaknya masih terus mendalami apakah ada pihak lain yang juga dihubungi oleh Budyanto atau tidak.
Ia menjelaskan proses penyelidikan kasus ini menggunakan metode scientific crime investigation dengan melibatkan sejumlah ahli.
"Ini benar-benar interkolaborasi, kita mengedepankan scientific crime investigation," pungkasnya.
Empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11).
Sudah lebih dua pekan sejak penemuan mayat, polisi belum mengungkap penyebab kematian korban. Dari hasil penyelidikan sementara, polisi menyatakan bahwa penyebab meninggal keempat orang itu bukan karena kelaparan.
Polisi menyebut satu orang korban atas nama Reni Margaretha telah meninggal dunia sejak bulan Mei. Itu diketahui berdasarkan keterangan dari saksi yang sempat datang ke rumah korban pada bulan tersebut.
Selain itu, polisi turut memastikan bahwa barang-barang milik satu keluarga tersebut bukan hilang karena dicuri, melainkan dijual.