Jokowi pada titik ini mulai mengarahkan perahu besar relawan untuk memenangkan Ganjar Pranowo, seorang kader senior PDIP yang belum mendapat restu dari partainya.
Ini juga tak lepas dari elektabilitas Ganjar yang selalu masuk dalam tiga besar tokoh politik di sejumlah lembaga survei. Ganjar diyakini bisa menjadi lawan tangguh Anies Baswedan yang sudah lebih dulu diusung NasDem.
"Saya melihat jelas Jokowi arahnya mendukung Ganjar. Maka PDIP agak sedikit marah karena poin inti dari acara itu Jokowi mendukung Ganjar," ucap Ujang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi pada acara akbar di GBK itu memang tak eksplisit menyebut nama Ganjar Pranowo dalam pidatonya. Dia hanya mengimbau relawannya memilih pemimpin berambut putih.
"Dari penampilan kelihatan, banyak kerutan karena mikirin rakyat, ada yang rambutnya putih semua, ada itu. Kalau wajah cling dan tak ada kerutan di wajah hati-hati. Lihat rambutnya, kalau putih semua, ini mikirin rakyat," kata Jokowi.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo memaknai pidato Jokowi di GBK sebagai bentuk tekanan kepada PDIP. Dia menilai Jokowi jelas ingin mengusung Ganjar di 2024, tetapi butuh dukungan partai.
"Kalau soal rambut putih, Ganjar, sebenarnya Pak Jokowi agak sedang nge-push PDIP. Jelas tembakannya ke PDIP," kata Kunto saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Kunto menilai tembakan Jokowi itu tepat sasaran. Hal itu dibuktikan dengan reaksi Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang mengkritik pernyataan Jokowi.
Meski demikian, ia menyebut langkah itu belum tentu efektif. Dia berpendapat langkah nekat Jokowi itu hanya akan menambah panas hubungan dengan PDIP.
"Hubungan Jokowi dan PDIP sebenarnya naik turun, kadang harmonis, tegang lagi, harmonis tenang lagi kayak sinetron. Saya kira ini akan menambah ketegangan lagi," ujarnya.
(dhf/gil)