8 Korban Gempa Cianjur Masih Hilang, Pencarian Mulai Dilonggarkan
Kepala Kantor SAR Bandung Jumaril mengatakan delapan korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih hilang sampai hari ini. Total korban meninggal dunia dalam gempa berkekuatan magnitudo 5,6 itu mencapai 334 orang.
Jumaril menyebut tim SAR gabungan bakal melonggarkan pencarian korban hilang mulai besok. Menurutnya, tim lebih mengandalkan pencarian memakai alat berat.
Lihat Juga : |
"Terhitung besok metode pencarian kita ubah, mulai besok pencairan kita mulai pasif, kita lebih mengandalkan alat berat," kata Jumaril dalam jumpa pers di Cianjur, Selasa (6/12).
"Artinya tim SAR yang ada melakukan stand by di lokasi, mengawasi kinerja alat barat," ujarnya menambahkan.
Jumaril menyebut pihaknya tak akan menghentikan operasi pencarian begitu saja. Pihaknya tetap melakukan pencarian korban hilang, namun dengan metode yang berbeda hingga masa tanggap darurat berakhir.
"Basarnas mengurangi personel dan peralatan, tapi tetap ada tim di lapangan," katanya.
Jumaril memastikan tim SAR gabungan masih berada di lokasi bencana untuk mencari korban hilang. Ia menyebut personel TNI dan Polri juga tetap membantu pencarian.
"Kita mulai mengurangi sumber daya, karena teman BNPB, BPB melanjutkan ke tahapan selanjutnya," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin 21 November lalu. Bupati Cianjur Herman Suherman menetapkan masa tanggap darurat gempa bumi selama 30 hari.
Sejauh ini tercatat 114.751 jiwa mengungsi di 264 titik posko pengungsian, 56 ribu rumah rusak, dan 334 orang meninggal dunia serta 8 orang hilang.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pembangunan seluruh hunian tetap untuk relokasi korban gempa Cianjur, Jawa Barat, selesai seluruhnya sebelum lebaran tahun depan atau sekitar April 2023.
Ribuan unit rumah hunian relokasi pascagempa yang memiliki tipe 36 dengan luas tapak 75 meter persegi tersebut dibangun di dua kecamatan di Cianjur.
Rinciannya, sebanyak 200 unit rumah di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku dengan luas lahan 2,5 hektare (ha) dan 1.664 unit rumah di Desa Mulyasari, Kecamatan Mande seluas 30 ha. Hunian yang dibangun merupakan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) dengan struktur tahan gempa.
(tim/fra)