Eks Napi Teroris: Pelaku Bom Polsek Astana Anyar JAD, Ada Bendera 1515

CNN Indonesia
Rabu, 07 Des 2022 14:51 WIB
Bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Bandung tewaskan anggota polisi dan pelaku. (REUTERS/WILLY KURNIAWAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan narapidana terorisme Sofyan Tsauri memastikan pelaku aksi teror bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung adalah jaringan Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Hal itu menurut Sofyan terlihat dari bendera 1515 yang ada di atas lampu motor pelaku.

"Di atas lampu ada bendera 1515, artinya itu dari kelompok 1515 artinya kelompok JAD," kata Sofyan kepada CNNIndonesia TV, Rabu (7/12).

Lebih lanjut, Sofyan juga mengamati luka yang dialami pelaku atau bomber. Tampak di punggung si pelaku berlubang besar yang artinya membawa bom ransel di belakang.

"Bom ransel di belakang, entah pakai panci atau Tupperware. Yang jelas ketika meledak efeknya ke depan," katanya.

Sementara untuk motif pelaku bom bunuh diri terlihat dari motornya tertulis Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan hukum syirik atau kafir perangi penegak hukum. 

Sementara itu, pengamat terorisme Ridwan Habib menduga jaringan ini juga terkait dengan pro Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS) Jawa Barat. Hal itu terlihat dari bom rakitan di dalam ransel yang digunakan pelaku.

"Saya menduga ini pro ISI Jabar," kata Ridwan kepada CNNIndonesia TV.

Ia pun menduga pelaku melancarkan aksi teror bom bunuh diri karena polisi dianggap sebagai orang atau pihak yang boleh dibunuh.

"Polisi sebagai pihak yang membunuh dan menangkap ISIS," kata Ridwan.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pelaku teror bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar dari Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan sempat menjalani program deradikalisasi.

Listyo mengatakan program deradikalisasi itu dilakukan oleh pelaku Agus Sujatno alias Abu Muslim pada saat yang bersangkutan di tahan di LP Nusakambangan.

Pelaku yang terafiliasi dengan kelompok jaringan JAD itu juga telah dikategorikan masuk ke dalam kelompok 'merah'. Sehingga pendekatan deradikalisasi yang dilakukan

"Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan, diproses di LP Nusa Kambangan. Artinya dalam tanda kutip masuk ke dalam kelompok yang masih merah," tuturnya.

"Sehingga tentunya untuk proses deradikalisasinya jugs tentu membutuhkan teknik dan taktik yang berbeda," kata Kapolri di Mapolres Astana Anyar.

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar memastikan berdasarkan dugaan sementara pelaku menjalankan aksinya secara sendirian alias lone wolf.

Berdasarkan modus operandi penyerangan yang dilakukan, ia menduga aksi bom bunuh diri tersebut berkaitan dengan kelompok jaringan Jemaah Islamiyah (JI) atau Jemaah Ansharut Daulah (JAD).

Kendati demikian, Boy menyebut masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan keterlibatan jaringan teroris itu.

Aksi bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung pada Rabu (7/12) sekitar pukul 08.20 WIB pagi tadi.

Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung mengatakan peristiwa itu terjadi saat jajaran Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel pagi. Saat itu, seorang laki-laki masuk ke dalam polsek dengan mengacungkan senjata tajam dan menerobos barisan apel.

"Dan terjadi ledakan, pelaku membawa bom. Diduga bom bunuh diri, pelaku meninggal dunia," ucap Aswin.

Peristiwa ini mengakibatkan 1 orang anggota polisi meninggal dunia dan 7 orang lainnya menjadi korban luka dan saat ini telah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

(tim/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK