Sebanyak 12 anggota gangster yang menyerang sebuah warung kopi di bilangan Keputih, Surabaya, Jumat (2/12) lalu, dibebaskan polisi.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengatakan para remaja tersebut dipulangkan karena tidak ditemukan barang bukti perusakan.
"Sementara ini masih belum ditemukan alat bukti yang mendukung mereka melakukan perusakan. Mereka diamankan karena ada di lokasi kejadian," kata Mirzal kepada awak media, Rabu (7/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mirzal memastikan polisi masih terus melanjutkan proses hukum kepada 12 orang yang sudah bebas itu. Saat ini, penyidik tengah mengumpulkan bukti-bukti di lokasi kejadian.
"Kalau proses hukum masih berjalan. Mereka sudah dihadirkan keluarganya, untuk sementara ini diwajibkan lapor, sambil penyidik mengumpulkan alat bukti," ujar dia.
"Tuduhannya ada pengerusakan ada pencurian juga. Bahkan di situ ditemukan barang bukti sepeda motor yang ditelusuri adalah terkait curas (pencurian dengan kekerasan)," tambahnya.
Terpisah, Kapolsek Sukolilo Kompol M Sholeh mengatakan 12 gangster yang ditangkap itu merupakan anggota perguruan silat.
Para pelaku kerusuhan tersebut, kata Sholeh, berumur mulai dari 15 tahun sampai 26 tahun. Mereka tercatat sebagai warga Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan.
"Sekitar 60 orang anggota perguruan silat berkumpul di Jalan HR. Muhammad, konvoi ke timur mengelilingi Jalan Dharmo, lanjut ke Merr, Keputih, ITS," kata Sholeh.
Puluhan remaja itu berniat mencari anggota perguruan lain yang dianggapnya musuh di Keputih. Mereka bahkan merusak salah satu warung kopi yang diduga sebagai tempat berkumpulnya kelompok yang dicari.
"Sesampai di daerah Keputih anggota perguruan sempat merusak Warkop Krewul di daerah Keputih, kemudian perguruan melanjutkan konvoi masuk ke dalam Kampus ITS Surabaya," ujar dia.
Penduduk sekitar yang geram pun memutuskan menutup akses jalan di kawasan tersebut. Akhirnya, sebanyak 12 orang anggota perguruan itu ditangkap oleh warga.
"Sebagian oknum itu diamankan di daerah kampus ITS dan sebagian di Jalan Kejawen. Mereka juga sempat 'dimassa' warga," ucapnya.
Tak lama berselang, pihak kepolisian mendapatkan laporan penyerangan gangster. Mereka pun diamankan dan langsung dibawa ke Polsek Sukolilo untuk dimintai keterangan.
"Barang bukti lima sepeda motor, lima unit handphone, dua ketapel, satu mercon, satu senjata tajam berbentuk gergaji, satu dompet dan lima buah kunci motor," katanya.
Sholeh menyebut bahwa saat ini anggotanya tengah mencari para korban dalam insiden tersebut. Mereka bakal dimintai keterangan sebagai penguat penyidikan kasus penyerangan ini.
(frd/wis)