Seorang warga sipil bercerita pengalamannya saat menjadi korban ledakan bom bunuh diri yang dilakukan oleh Agus Sujatno di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat pada Rabu (7/12) pagi.
Nurhasanah (40), menjadi satu-satunya korban warga sipil dari total 11 korban dalam ledakan di halaman Polsek Astana Anyar. Sedangkan 10 korban sisanya merupakan anggota Polsek, termasuk salah satunya korban meninggal dunia atas nama Aiptu Sofyan.
Nur, sapaan akrabnya, bercerita kala itu dirinya tengah berjalan kaki ke tempat kerjanya yang tak jauh dari kediaman. Nur tinggal di sebuah kos sempit tak jauh dari Polsek Astana Anyar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kediaman Nur, beserta suami dan satu anaknya melewati gang-gang sempit dari seberang Polsek. Tempat kerjanya tak jauh. Mungkin tak lebih dari 500 meter. Ia karena itu biasa berjalan kaki ke tempat kerjanya di gang Sastra, Desa Jamika, Bojongloa Kaler, Kota Bandung.
"Di rumah kerjanya, gang Sastra di seberang," kata Nur kepada CNNIndonesia.com, Kamis (8/12).
Nur ingat betul, suara ledakan itu ia dengar persis saat melewati sebuah toko mainan di seberang Polsek di Jalan Astana Anyar. Blar. Sebuah serpihan paku mengenai pinggangnya.
Niatnya untuk berangkat kerja pun ia urungkan. Ia kembali ke rumah dengan niat untuk berobat. Namun, para tetangga memintanya untuk segera dibawa ke Puskesmas. Ia lalu diantar anaknya yang masih remaja ke Puskesmas dengan sepeda motor.
"Iya, mau diobati sama saya tadinya mah. Tapi kata warga sini harus lapor Pak RT," kata Nur.
Nur sama sekali tak mengira luka di badannya akibat serpihan bom. Semula ia menduga suara yang ia dengar hanya suara petasan biasa. Ia juga tak memperhatikan suasana yang terjadi sebelum maupun sesudah ledakan.
Belakangan, ia justru baru mengetahui itu adalah bom dari para tetangga.
"Nggak lihat apa-apa kalau udah kejadian gini pulang weh langsung ke rumah," katanya.
Nur mendapat dua jahitan di pinggang bawah ketiak sebelah kiri badannya. Ia mengaku mengalami rasa panas seperti dibakar akibat luka tersebut. Rasa perih itu ia rasakan sepanjang malam dan menyebabkan dirinya tak bisa tidur dan istirahat.
Saat ditemui sehari usai kejadian, luka panas itu mulai hilang dan hanya menyisakan luka nyeri.
"Mendingan ayeuna mah. Nggak bisa tidur. Malam, panas. Rasa kayak dibakar," kata Nur.
Aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar dilakukan Agus Sujatno, eks napiter yang terafiliasi JAD dan pernah terlibat kasus bom Cicendo Bandung. Agus baru bebas dari Nusakambangan pada 2021 lalu sebelum kemudian kembali melakukan aksinya kemarin.
Warga kelahiran Bandung itu diketahui tewas di tempat dengan luka lubang di bagian punggung.
Hingga berita ini ditulis, dua anggota Polsek Astana Anyar masih menjalani perawatan di rumah sakit karena luka mengalami luka cukup serius.
Sedangkan tujuh anggota polisi lain sudah pulang. Aiptu Sofyan, satu korban meninggal telah dimakamkan pada Rabu sore di hari yang sama pascaledakan.